Pemerintah Indonesia menyelidiki dugaan suap yang dilakukan pemerintah
Australia kepada kapten dan awak kapal penyelundup manusia agar kapal
yang membawa pencari suaka dibawa ke wilayah Indonesia.
Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan saat ini
Kemenlu berkoordinasi dengan pihak keamanan Kupang untuk menyelidiki
kasus ini.
"Informasi yang kami terima, kapten dan enam awak
kapal dibayar masing-masing US$5 ribu (setara Rp66 juta) oleh pejabat
Australia untuk membawa para penyelundup ke Indonesia, kami koordinasi
dengan pihak keamanan Kupang untuk menginvestigasi hal ini," kata Tata
di kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (11/6).
Tata mengatakan jika
benar-benar terjadi, hal ini sangat mengkhawatirkan karena didalam kapal
terdapat anak-anak dan ibu hamil. Para imigran merupakan pencari suaka
yang rata-rata berasal dari Bangladesh.
“Kita cukup kaget, ini
very questioning bila benar-benar terjadi, Indonesia sendiri meskipun
tidak menjadi anggota reffugee convention akan tetap menerima para
imigran karena menganggap ini masalah kemanusiaan," kata Tata.
Ketika ditanya apakah pemerintah Indonesia telah mengontak Pemerintah
Australia, Tata mengatakan semuanya tergantung hasil investigasi yang
masih berjalan.
Sebelumnya, Sydney Morning Herald melaporkan
bahwa AKBP Hidayat, Kapolres Rote, mengatakan enam awak kapal pencari
suaka mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu (Rp66 juta) oleh
pejabat Australia.
Hidayat mengatakan kapten kapal yang bernama
Yohanes mengaku diberi uang oleh petugas bea cukai Australia bernama
Agus yang fasih berbicara bahasa Indonesia. Para awak kapal lainnya
membenarkan hal tersebut.
”Saya melihat uang US$5 ribu dalam
bentuk uang kertas pecahan US$100. Para kru mendapat uang totalnya US$30
ribu (Rp398 juta) yang dibungkus dalam enam kantong plastik hitam,”
katanya, dikutip dari SMH.
Nazmul Hassan, seorang penumpang kapal asal Bangladesh mengatakan ia melihat nakhoda menaruh uang di sakunya.
Menurut
dia, awak kapal awalnya mengatakan kepada para pejabat Australia mereka
tidak bisa kembali ke Indonesia karena mereka bisa dipenjara atas
tuduhan penyelundupan manusia.
Namun, setelah kapten melakukan pertemuan, kapten mengatakan, "Kita harus kembali karena Australia membayar kita," kata Hasan.
"Setelah
pertemuan selesai, semua orang tampak bahagia dan mereka setuju atas
penawaran tersebut," kata Hassan dari Inaboi, sebuah asrama di Kupang di
mana para pencari suaka ditahan.
"Kami tidak mengatakan apa-apa karena mereka tidak memberi kami waktu untuk berbicara." tambahnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Indonesia menyelamatkan 65 pencari suaka yang mencoba mencapai Australia, 54 warga Sri Lanka, 10 orang Bangladesh dan satu pengungsi dari Myanmar. Tiga diantaranya adalah anak-anak.
Para
pencari suaka berenang ke darat setelah kapal mereka menabrak batu
dekat pulau Landuti di wilayah barat Pulau Rote, 500 kilo meter sebelah
timur pantai Australia.
Dihubungi CNN Indonesia pada Kamis, Hidayat mengatakan bahwa kapal tersebut tiba di Rote pada 31 Mei.
“Saya
nggak bilang itu suap, uang diberikan yang mengaku namanya Agus turun
ketika ditahan Angkatan Laut Australia, diberi 5000 dolar Amerika agar
mereka bisa bekerja dari uang itu, itu semacam pesangon,” kata Hidayat
ketika dihubungi lewat telepon. cnn
Indonesia Selidiki Suap Australia ke Penyelundup Manusia
Posted by CB Blogger
Related Posts:
Please FOLLOW and JOIN to get update! Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets |
Blog, Updated at: 10.51