Perdana Menteri Australia, Tony Abbott tidak membantah bahwa Australia
menyuap penyelundup manusia agar perahu yang memuat ratusan pencari
suaka tidak memasuki wilayah Australia.
Tuduhan penyuapan ini
menyusul laporan dari Kapolres Rote, AKBP Hidayat yang mengatakan enam
awak kapal pencari suaka mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu,
atau sekitar Rp66 juta oleh pejabat Australia. Para penyulundup diminta
memutar kapal mereka sehingga mereka tidak memasuki wilayah Australia.
Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan saat ini
Kemenlu berkoordinasi dengan pihak keamanan Kupang untuk menyelidiki
kasus ini.
Tuduhan ini dibantah oleh Menteri Luar Negeri
Australia, Julie Bishop dan Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton
pada pekan ini.
Meski demikian, Abbott tidak membantah tuduhan
ini dan menolak berbicara soal masalah ini dalam wawancara dengan
stasiun radio Melbourne 3AW pada Jumat (12/6) pagi.
"Saya tidak
ingin membahas masalah ini. Pemerintah Australia akan melakukan apa pun
yang perlu kami lakukan untuk memberantas perdagangan manusia yang kejam
ini," kata Abbott, dikutip dari Sydney Morning Herald.
Pembawa
acara tersebut, Neil Mitchell kemudian bertanya kepada sang perdana
menteri apakah upaya Australia mencakup membayar penyelundup manusia
untuk memutar perahu mereka.
"Kami akan melakukan apa pun yang
kami perlukan untuk menghentikan perdagangan manusia ini. Upaya apa pun,
selama upaya manusiawi dan layak," kata Abbott.
Ditanya apakah
Abbott akan mendukung upaya pembayaran penyelundup manusia untuk memutar
perahu yang penuh imigran, Abbott hanya berkata, "Saya tidak ingin
membahas kemungkinan ini."
Dalam wawancara tersebut, Abbott juga menyatakan bahwa petugas
perlindungan perbatasan Australia telah menemukan strategi yang sangat
kreatif untuk menghentikan penyelundupan manusia.
Setelah
wawancara tersebut, Mitchell menyimpulkan bahwa dengan pernyataannya
tersebut, Abbott secara tidak langsung menguatkan dugaan bahwa Australia
mungkin membayar penyelundup manusia untuk memutar perahu mereka.
Sebelumnya,
diberitakan bahwa Indonesia menyelamatkan 65 pencari suaka yang mencoba
mencapai Australia, 54 warga Sri Lanka, 10 orang Bangladesh dan satu
pengungsi dari Myanmar. Tiga diantaranya adalah anak-anak.
Para
pencari suaka berenang ke darat setelah kapal mereka menabrak batu dekat
pulau Landuti di wilayah barat Pulau Rote, 500 kilo meter sebelah timur
pantai Australia.
Dihubungi CNN Indonesia pada Kamis, Hidayat mengatakan bahwa kapal tersebut tiba di Rote pada 31 Mei.
“Saya
nggak bilang itu suap, uang diberikan yang mengaku namanya Agus turun
ketika ditahan Angkatan Laut Australia, diberi 5000 dolar Amerika agar
mereka bisa bekerja dari uang itu, itu semacam pesangon,” kata Hidayat
ketika dihubungi lewat telepon.
Hidayat juga mengatakan kapten
kapal yang bernama Yohanes mengaku diberi uang oleh petugas bea cukai
Australia bernama Agus yang fasih berbicara bahasa Indonesia. Para awak
kapal lainnya membenarkan hal tersebut.
”Saya melihat uang US$5
ribu dalam bentuk uang kertas pecahan US$100. Para kru mendapat uang
totalnya US$30 ribu (Rp398 juta) yang dibungkus dalam enam kantong
plastik hitam,” katanya, dikutip dari SMH.(CNN)
Abbott Tak Bantah Australia Suap Penyelundup Manusia
Posted by CB Blogger
Related Posts:
Please FOLLOW and JOIN to get update! Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets |
Blog, Updated at: 10.49