Sistem Navigasi Pesawat Terbang 
Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi 
agar pesawat tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel 
instrument navigasi pada kokpit pesawat  memberikan berbagai  informasi 
untuk sistem navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian 
pesawat. Pengecekan terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti 
dan seketat mungkin. 
Sebagai contoh kejadian  yang menimpa pesawat Adam Air
 pada bulan pebruari 2006 sewaktu menjalani penerbangan dari bandara 
Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di Makasar. Ketidaktelitian  
pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat Adam Air terbang 
dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan  Pesawat Adam 
Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam, sebelum 
mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara
 Timur. Kesalahan akibat tidak berfungsinya system navigasi adalah 
kesalahan yang fatal  dalam dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan 
adalah dicabutnya ijin operasi bagi maskapai penerbangan yang melanggar.
Fasilitas Navigasi di Bandara
Fasilitas Navigasi dan Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang 
operasi bandara. Fasilitas ini dibagi menjadi dua kelompok peralatan, 
yaitu:  
- Pengamatan Penerbangan
- Rambu Udara Radio
1. Peralatan Pengamatan Penerbangan  
Peralatan pengamatan Penerbangan terdiri dari:  
- Primary Surveillance Radar (PSR)
    
 PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di system penerima radar.
- Secondary Surveillance Radar (SSR)
    
 SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke system penerima radar.
- Air Traffic Control Automation (ATC Automation) terdiri dari RDPS, FDPS. ADBS-B Processing dan ADS-C Processing.
- Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan Automatic Dependent Surveillance Contract (ADS-C) merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.
- Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS)
- Multilateration
- Global Navigation Satellite System
2. Peralatan Rambu Udara Radio
Peralatan Rambu Udara Radio, yaitu Peralatan navigasi 
udara yang berfungsi memberikan signal informasi berupa Bearing (arah) 
dan jarak pesawat terhadap Ground Station, yang terdiri dari  peralatan.  
- Non Directional Beacon (NDB)
    
 Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udara sesuai fungsinya.
- VHF Omnidirectional Range (VOR)
    
 Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udara sesuai fungsinya.
- Distance Measuring Equipment (DME)
    
 Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/informasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance).
Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) 
dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau di luar 
lingkungan bandara tergantung fungsinya 
Sistem Autopilot
Pilot otomatis (dari bahasa Inggris: autopilot)
 adalah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidrolik yang memandu sebuah 
kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Umumnya pilot otomatis 
dihubungkan dengan pesawat, tetapi pilot otomatis juga digunakan di 
kapal dengan istilah yang sama. 
Sistem pilot otomatis pertama diciptakan oleh Sperry Corporation
 tahun 1912. Lawrence Sperry (anak dari penemu ternama Elmer Sperry) 
mendemonstrasikannya dua tahun kemudian pada 1914 serta membuktikan 
kredibilitas penemuannya itu dengan menerbangkan sebuah  pesawat tanpa 
disetir olehnya.
Pilot otomatis menghubungkan indikator ketinggian 
menggunakan giroskop dan kompas magnetik ke rudder, elevator dan 
aileron. Sistem pilot otomatis tersebut dapat menerbangkan pesawat 
secara lurus dan rata menurut arah kompas tanpa campur tangan pilot, 
sehingga mencakup 80% dari keseluruhan beban kerja pilot dalam 
penerbangan secara umum. Sistem pilot otomatis lurus-dan-rata ini masih 
umum sekarang ini, lebih murah dan merupakan jenis pilot otomatis yang 
paling dipercaya. Sistem tersebut juga memiliki tingkat kesalahan 
terkecil karena kontrolnya yang tidak rumit.
Awak pesawat yang bekerja di dalam pesawat  Boeing 777 
hanya mengawasi dan mengecek sistem autopilot, karena semua  peralatan 
beroperasi secara otomatis
Kontrol Lalulintas Udara
Segala aktifitas pengaturan lalulintas udara 
dikendalikan dari ruang air traffic control. Sedangkan Ruang Air Traffic
 Control sendiri terdiri dari empat unit tugas yaitu :
- Data Analyzing Room
- En-route Control Unit
- Pilot Unit
- Terminal Control Unit
Pada ruang Air Traffic Control bekerja para petugas 
pengatur lalulintas udara (air traffc controller) yang bertugas memantau
 dan mengarahkan lalulintas pergerakan semua pesawat yang terpantau di 
angkasa. Dalam menjalankan tugasnya, para petugas pengatur lalulintas 
udara memantau pergerakan pesawat dari alat Air Traffic Control Display
Sistem Pendaratan Pesawat
Instrument Landing System
Instrument Landing System adalah  suatu sistem peralatan 
yang ada di Bandar udara yang digunakan untuk memandu pesawat  dalam 
melakukan pendaratan dengan aman dan lancar. Instrument Landing System  
menggunakan dua transmisi. Transmisi yang pertama berfungsi untuk 
memandu  pesawat menuju landasan pacu, transmisi yang kedua 
menginformasikan tentang  ketinggian pesawat dari landasan pacu.
Setelah memberi tahu pada bandara yang dituju, awak
 pesawat menunggu instruksi dari petugas Air Traffic Control. Pesawat 
akan diarahkan oleh Instrument Landing System melaui radio beacon untuk 
menentukan arah pendaratan agar tepat pada tengah tengah landasan pacu.

 
 
