(Sumber gambar: dailymail.co.uk)
5G diklaim, dan sudah seharusnya, memiliki kecepatan paling tinggi dibandingkan “G” yang lain. Sebelum 5G—secara umum dan tanpa memperhitungkan anak sebuah generasi jaringan—ada 4 generasi jaringan: 1G, 2G, 3G, dan 4G.1G, yang mulai dikembangkan pada dekade 1970an, memiliki kecepatan 2 kilobita per detik (Kbps). 1G sendiri merupakan jaringan analog yang hanya memungkinkan digunakan untuk komunikasi suara, bukan data. Namun, dengan keterbatasan yang dimilikinya itu, Qualcomm melalui publikasi presentasinya yang berjudul “The Evolution of Mobile Technology”, menyebut 1G sebagai “fondasi dunia mobile.”
Secara empiris, ponsel berbasis 1G tak akan bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya, apalagi digunakan untuk streaming Youtube atau mengunduh film. Namun, kecepatannya bisa kita hitung. Jika teknologi 1G yang berkecepatan 2 Kbps itu hendak digunakan untuk mengunduh file film sebesar 1 GB, ponselnya akan membutuhkan waktu selama 1 bulan-18 hari-17 jam-2 menit-47 detik untuk menyelesaikan unduhan.
Sementara itu, pada teknologi 2G yang menurut Qualcomm disebut (jaringan) mobileuntuk khalayak, koneksi data sudah dimungkinkan. Istilah “GPRS” pun akrab bagi para pengguna ponsel berbasis 2G untuk berinternet.
Sayangnya, 2G memiliki kecepatan yang masih minim, yakni 14,4 hingga 64 Kbps. Dengan asumsi file yang diunduh sama, 1GB, ponsel berkekuatan 2G akan membutuhkan waktu selama 6 hari-21 jam-42 menit-3 detik hingga 1 hari-13 jam-16 menit-57 detik untuk menyelesaikannya.
Adapun 3G, sebagai jaringan berpredikat “mobile broadband”, memiliki kecepatan koneksi 2 Mbps. Untuk mengunduh berukuran sama, ponsel berjaringan 3G hanya membutuhkan waktu selama 1 jam-11 Menit-34 Detik untuk menyelesaikannya.
Dan bagi 4G, kecepatan koneksi data sudah semakin cepat. 4G diketahui memiliki kecepatan hingga 200 Mbps (dalam beberapa publikasi disebut 100 Mbps). File film sebesar 1GB hanya membutuhkan waktu selama 42 detik ketika diunduh pada ponsel berbasis 4G.
Terakhir, tentu saja, 5G. Dengan kecepatannya yang lebih dari 1 Gbps, file film berukuran 1GB seharusnya hanya perlu waktu sekedipan mata sampai selesai diunduh. Uji coba infrastruktur 5G yang dilakukan SK Telecom dan KOTSA di Korea, misalnya, mencatat waktu unduh berkas sebesar 1 GB adalah 0,4 detik.
Meski dijanjikan dirilis tahun ini, dunia nampaknya masih harus bersabar untuk mendapatkan generasi terbaru tersebut. Pengalaman dengan teknologi 4G bisa dijadikan contoh.
Di Indonesia, menilik publikasi komunitas Fring, 4G hadir di Indonesia dalam bentuk uji coba sejak pertengahan 2010. Kala itu, Long Term Evolution (LTE), salah satu standar 4G, diperkenalkan oleh Telkomsel. Penyedia layanan ini dulu belum menyebutnya 4G, melainkan 3,9G. Namun, dengan kecepatan yang diklaim mencapai 150Mbps, sesungguhnya "4G" lebih pas menjadi sebutan teknologi itu.
Menurut laporan Open Signal bertajuk “The State of LTE” yang mendata penetrasi 4G di setiap negara per Juni 2017, jaringan 4G di Indonesia hanya mencakup 62,7 persen. Artinya, masih banyak wilayah yang tak tercakup jaringan 4G di indonesia. Padahal, sejak mulai diujicobakan pada 2010, jaringan 4G di Indonesia kini sudah berumur 7 tahun.
Jika melihat lamanya proses kehadiran 4G itu, bukan tak mungkin orang Indonesia akan membutuhkan waktu lama untuk benar-benar bisa merasakan teknologi 5G.
Sumber : tirto.id