Kurang zat besi seringkali dihubungkan dengan risiko 5L yaitu lemah
letih lesu lunglai lelah. Namun risiko tersebut ternyata hanya berlaku
bagi orang dewasa. Risiko kurang zat besi pada anak, khususnya di 1.000
hari pertama kehidupannya bisa berakibat lebih buruk.
Kurang zat besi pada anak sebelum dua tahun berdampak pada kurang
optimalnya pertumbuhan otak. Hal tersebut lantas menurunkan kecerdasan
anak yang seharusnya tidak terjadi saat anak cukup asupan zat besi.
IQ anak yang kurang zat besi rata-rata 10-20 poin di bawah anak yang
cukup asupan zat besi. Artinya zat besi sangat berpengaruh terhadap
pembentukan kecerdasan anak. Jika kurang zat besi, anak jadi bodoh.
Zat besi merupakan salah satu mineral yang terpenting dalam proses
pembelajaran. Zat besi berperan dalam pembentukan sel-sel otak,
sekaligus untuk membangun hubungan antara sel-sel tersebut atau yang
dikenal dengan istilah sinapsis.
Jika cukup asupan zat besi, maka sel-sel otak akan terhubung dengan
lebih optimal, sehingga rangsangan pun lebih cepat sampai. Dengan kata
lain, otak lebih cerdas dalam merespon rangsangan.
Pada usia kurang dari dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan anak
mengalami perkembangan otak paling pesat. Delapan puluh persen otak
orang dewasa terbentuk pada saat seorang individu dikandung (270 hari)
dan dua tahun pertama kehidupannya (730 hari). Maka, jika pertumbuhannya
tidak optimal di masa itu, otak tidak akan mampu mengejar
ketertinggalan mencapai pertumbuhan optimalnya. Asupan zat besi yang
cukup perlu diberikan sejak ibu mengandung.
Sumber
Sumber