Upacara Ngaben di Bali

Posted by

Image result for ngabenIndonesia terdiri dari lebih dari 13.000 pulau dan lebih dari 200 suku bangsa. Tentunya di setiap suku bangsa tersebut terdapat budaya dan tradisi unik, khususnya di Bali Indonesia. Bali adalah sebuah pulau kecil,dikelilingi banyak pantai, dan banyak sawah! Pemandangan seperti itu, tentunya mudah sekali kita temukan di pulau lain di Indonesia. Namun, apa yang membuat Bali menjadi magnet pariwisata Indonesia – bahkan penyumbang devisa tertinggi? Tentu saja karena masyarakat Bali Indonesia masih mempertahankan tradisi unik yang diwariskan leluhur mereka, salah satunya adalah Upacara Ngaben.

Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi. Upacara ini tidak tentu diselenggarakannya, jadi tidak seperti hari nasional di Indonesia. Upacara ini sendiri perlu mencari hari baik, layaknya hari baik orang yang akan melangsungkan pernikahan. Bagaimana kalo jarak waktu antara orang yang meninggal cukup jauh dengan hari baik dilaksanakannya Upacara Ngaben? Maka mayat tersebut biasanya diawetkan, baik di rumah duka – maupun dititipkan sementara di rumah sakit.
Ada tiga tahap dalam tradisi unik ini. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Di Bali Indonesia, selain keluarga, masyarakat sekitar atau yang biasa disebut “Banjar” akan ikut membantu dalam proses ini. Banjar membantu keluarga dalam membuat lembu dan menara yang akan dipakai dalam Upacara Ngaben. Lembu biasanya berwarna hitam, merupakan simbolis dari Dewa Siwa yaitu Tuhan dalam agama Hindu yang ditugaskan sebagai dewa pelebur. Sedangkan menara digunakan untuk mengangkut mayat ke kuburan.
Upacara Ngaben di Bali
Dalam upacara Ngaben tahap pertama yang terpenting adalah memandikan mayat. Semua anggota keluarga diharapkan menyentuh mayat untuk terakhir kalinya. Mayat juga dikenakan baju adat dan dirias sebelum dibungkus dan disimpan selama semalam, sebelum upacara Ngaben.
Tahap kedua adalah tahap pembakaran mayat. Pada tahap ini, mayat dipindahkan ke atas menara yang nantinya diangkat oleh anggota banjar dan beberapa anggota keluarga. Menara ini diarak bersama dengan lembu ke kuburan adat diiringi dengan musik gamelan Bali. Di setiap perempatan jalan, menara diputar beberapa kali, agar roh orang yang meninggal tidak akan ingat jalan pulang. Sesampainya di kuburan, mayat dipindahkan ke dalam lembu. Setelah diupacarai, mayat pun dibakar bersama-sama dengan menara dan lembu.
    
Tahap ketiga adalah tahap pembersihan. Di tahap ini, bekas-bekas pembakaran mayat akan diambil dan dibungkus dengan kain kasa putih – ditambah dengan beberapa persembahan khusus. Nantinya, bungkusan kain kasa putih ini akan dilarung ke laut, sebagai simbolis pembersihan jiwa sang roh, sekaligus mengakhiri rentetan upacara Ngaben ini. 


Blog, Updated at: 08.43

Update

    Sering Dibaca