Fasilitas
DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) merupakan fasiltas vital dalam
pelayanan di Bandar Udara, untuk menunjang operasi pelayanan pengisian
bahan bakar pesawat, seiring dengan kemajuan dunia penerbangan dan
padatnya rute penerbangan dalam pelayanan maka di Bandar Udara terutama
pada Bandar Udara sedang dan besar terpasang fasiltas untuk pengisian
bahan bakar pesawat. Fasilitas pengisian bahan bakar pesawat menurut
tipenya sekarang terdapat 2 (dua) tipe pengisian yaitu pengisian
menggunakan jalur pipa (pipeline) dibawah apron atau menggunakan mobil truck bridger dari fuel farm menuju apron. Penggunaan jalur pipa (pipeline)
dibawah apron banyak digunakan pada Bandar Udara Besar yang mempunyai
tingkat kesibukan penerbangan yang cukup tinggi sedangkan untuk
penggunaan mobil bridger biasanya digunakan pada bandar udara kecil yang
mempunyai tingkat kesibukan penerbangan yang tidak terlalu tinggi.
Gambar Proses Refuelling Bahan Bakar Pesawat
Transfer bahan bakar biasanya menggunakan mobil bridger (tank), pipeline / fixed hydrant system,
umumnya tipe fixed hydrant system ditemukan pada bandara besar dimana
volume bahan bakar yang di isi ke pesawat sangat efektif dari segi waktu
pengisian ataupun keamanan keselamatan pesawat di apron dimana pipeline/ fixed hydrant system lebih baik dibandingkan penggunaan mobil bridger.
Secara tipikal pengisian bahan bakar dengan Airport Hydrant Systemdibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu 1) system penerimaan bahan bakar (receiving system), 2) Sistem Penyimpanan Bahan Bakar (storage system) dan 3) Sistem penyaluran dan pengisian (dispensing or delivery system).
Gambar Tipe Pengisian Bahan Bakar Sistem Hydrant/Pipeline
Sebelum membahas mengenai Pengisian Bahan Bakar Sistem Hydrant/Pipeline ,
perlu memahami dasar karakteristik dari bahan bakar pesawat. Bahan
Bakar pesawat jenis Jet (Beoing/Airbus) adalah berdasar kerosene dan
dibagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi yaitu, Jet A, Jet A-1 dan JP-8, Jet A
dan Jet A-1 digunakan oleh pesawat komersial dan JP-8 umumnya digunakan
oleh militer. Jet A digunakan di US dan Jet A-1 digunkanan pada umumnya
di dunia.
Jet A-1 mempunyai titik beku lebih
rendah dibandingkan jet A, sehingga bahan bakar Jet A-1 lebih cocok
digunakan untuk penerbangan internasional yan panjang sedangkan Jet A
banyak digunakan di US karena factor harga dan ketersediaan. Jet A dan
Jet A-1 mempunyai karakteristik yang sama, karosen untuk bahan bakar
turbin atau sering disebut dengan avgas. Aviation Gasoline mempunyai
titik bakar atau flash point sekitar 46°C (-50°F), sedangkan Jet A dan kerosene turbin mempunyai titik bakar atau flash point sekitar 38°C (100°F).
Jet fuel adalah bahan seteril karena high processing temperature
namun beberapa peluang kontaminasi pada bahan bakar dapat terjadi pada
rute distribusi sampai dengan jalur transfer bahan bakar ke pesawat
serta kontaminasi bahan bakar dapat terjadi setiap waktu. Perlu diingat
bahwa jet fuel harus dalam keadaan bersih dari kontaminasi dan sesuai
dengan spesifikasi ketika ditransfer ke pesawat. Jet fuel juga harus
mempunyai kestabilan thermal, flash point, konduktivitas lubrikasi,
fluiditas. Fuel dalam keadaan clean/bersih berarti fuel harus bersih
dari solid partickel dan air serta harus bersih dari mikroorganisme
karena jika tidak sesuai dengan spesfikasi dan tidak bersih dari maka
akan mempunyai impact yang cukup serius pada mesin pesawat. Oleh karena
itu fuel quality control sangat penting dilakukan oleh regulator
transportasi udara dan operator penerbangan dan penyedia bahan bakar
pesawat.
Gambar Jalur Distribusi Bahan Bakar Tipe Hydrant.
Bahan bakar pesawat diterima di airport
fuelling system melalui beberapa cara metode pengiriman antara melalui
pipa permanen, transport jalan, lewat kapal laut maupun kereta, namum
beberapa airport besar di amerika ataupun diluar negri menggunakan pipa
permanen. Metode yang masih diterapkan pada Bandar Udara di Indonesia
masih menggunakan transport jalan dan belum menerapkan melalui pipa
permanen. Sistem penerimaan bahan bakar pada fuel farm airport harus
dilengkapi dengan peralatan yang dapat menghindari adanya kotoran atau
air yang tercampur pada bahan bakar pesawat, misalkan pada fuel farm
penerimaan bahan bakar harus terdapat peralatan filter atau separator
untuk menghindari masuknya partikel ataupun air ke dalam bahan bakar.
Sistem penerimaan dan penampungan bahan bakar pesawat biasanya disebut
dengan fuel farm, fasilitas fuel farm atau Depot Pengisian Pesawat Udara
terdiri dari :
a) Fasilitas Lorry unloading.
Fasilitas yang digunakan untuk unloading bahan bakar avtur dari truk pengangkut (bridger).
b) Fasilitas Collector tank.
Fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan (collector) bahan bakar dari fasilitas lorry unloading.
c) Fasilitas Storage tank.
Fasilitas yang digunkan untuk tangki penyimpanan bahan bakar avtur sebelum dialirkan menuju apron. Fasiltas storage tank berjumlah 5 storage tank.
d) Fasilitas Pump Distibution.
Fasilitas yang digunakan untuk pompa distribusi bahan bakar avtur menuju apron.
e) Fasilitas Drain Tank.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat penampungan drain bahan bakar avtur.
f) Fasilitas Water Tank.
Fasilitas yang digunakan penampungan
air yang mana air tersebut akan digunakan kebutuhan air pemadam
kebakaran dan kebutuhan air sehari-hari di fuel farm.
g) Fasilitas Degas.
Fasilitas yang digunakan penampungan sisa bahan bakar avtur yang tersisa ditruck pengisi.
h) Fasilitas Fire pump dan fire fighting.
Fasilitas yang digunakan untuk fasilitas pemadam kebakaran di fuel farm, seperti fire pump, hydran pump dll.
i) Fasilitas Electrical House generator.
Fasiltas yang digunakan untuk fasilitas penunjang listrik cadangan (back-up) pada fuel Farm.
j) Maintenance Building.
Fasilitas yang digunakan untuk
fasilitas perawatan peralatan di Depot farm, dan terdapat fasilitas
sebagai tempat penyimpan sampel bahan bakar avtur.
k) Service sheld.
Fasilitas yang digunakan untuk tempat parkir dan perawatan truck pengangkut (bridger).
l) Dike Wall.
Dike Wallmerupakan tembok
pembatas pengaman disekeliling storage tank yang berguna untuk penahan
bocoran avtur ketika terjadi kebocoran pada storage tank.
m) Guard Basin, Oil separator.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat penampungan limbah avtur dan pemisahan minyak sebelum dibuang ke lingkungan.
n) Fasilitas Office building.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat gedung perkantoran dan gedung Distribution Control DPPU.
o) Fasilitas pendukung lainnya.
Fuel Farm/ Depot Pengisian Peswat
Udara (DPPU) umumnya diletakan dengan jarak yang cuku jauh dari fueling
apron, analisa hydrolik sangat penting untuk menentukan paramaeter pompa
dan ukuran Pipa distribusi fuel.
Pesawat jet komersial aircraft dapat
menerima fuel pada debit antara 150 dan 1000 GPM. Semua system
distribusi fuel harus didesain untuk mendapatkan tekanan dan kapasitas
yang memadai, beberapa hal yang sangat penting dalam menganalisis
tekanan dan kapasitas fuel antara jumlah gates, type aircraft, load
factor, jarak penerbangan dan “turn-around” time penerbangan.
Sistem harus didesain agar mendapatkan
kecepatan aliran range 6 ft/sec dengan tujuan pembersihan didalam pipa
dimana kecepatan rendah akan menyebabkan kondensasi air dan munculnya
pertumbuhan mikroba. Pipa Hydrant dan pipa apron harus dibuat kemiringan
minimum ½ s/d 1 % ke low point hydrant untuk memfasilitasi pembuangan
air dan memfasilitasi pemompaan pada periode perbaikan.
Pada Bandar Udara besar system hydrant
biasanya dilengkapi dengan computer based system tidak hanya
mengkontrol aliran fuel dan menyediakan operator dengan interface untuk
mengkontrol system operasi valve.
Hydrant system akan lebih
ideal menjadi system loop karena dapat flexible pada operasi system dan
memfasilitasi proses flushig dan operasi dapat maksimal pada saat
sebagian dari jalur dalam keadaan masa perawatan atau perbaikan.
Hydrant pit valvedigunakan
dan terletak pada apron pengisian bahan bakar untuk menghubungkan
kendaraan servis bahan bakar ke sistem hidran. Kendaraan pengisi bahan
bakar menyediakan interfaceantara sistem dan lubang bahan bakar pada pesawat. Hydrant pitharus dirancang untuk menahan semua beban roda daribebanpesawat dan semua peralatan ground service equipment (GSE).
zHydrant pit harus dipasang
setidaknya 1 inci di atas area sekitarnya dan harus mempunyai
kemiringan seragam ke arah apron, untuk meminimalkan masuknya air
permukaan ke dalam lubang Hydrant pit.
Gambar Tipe Hydrant Pit.
Hydrant pit tidak terletak
pada kurang dari 50 ft dari semua terminal, concourse, hangae dan gedung
kargo. Semua system hydrant harus terdapat system emergency fuel shutoff yang berfungsi untuk menstop aliran bahan bakar pada saat terjadi kebocoran atau darurat.
Fuel Servicing Vehicleharus terdapar metering, filtrasi dan control valve untuk mengkontrol aliran bahan bakar ke pesawat dan dilengkapi dengan dead-man type system berdasarkan
NFPA 407 untuk menstop aliran bahan bakar. Bahan bakar dialirkan ke
pesawat tidak melebihi 50 psi serta kendaraan harus menyediakan pressure control untuk mengatur dan mengkontrol tekanan bahan bakar ke pesawat.
dari berbagai sumber