Kuburan pertama di sebut Sema Wayah. Kuburan kedua disebut Sema Bantas dan yang ketiga di sebut Sema Muda.
Sema Wayah merupakan kuburan yang menyedot rasa ingin tahu banyak
wisatawan yang cukup memiliki keberanian untuk datang ke desa Trunyan
ini. Berbeda dengan dua kuburan lain, Sema Wayah memiliki tata cara
penguburan yang berbeda, bahkan dengan tata cara perlakuan terhadap
orang meninggal pada adat Hindu, meskipun penduduk desa Trunyan juga
memeluk agama Hindu.
Sema wayah memiliki tata cara unik untuk
memperlakukan jenazah masyarakat setempat yang meninggal. Kuburan ini
memiliki kuota terbatas. Berdasarkan aturan adat desa Trunyan, hanya ada
11 jenazah yang bisa “dikuburkan” di makam ini. Proses pemakaman di
Sema Wayah ini yang menarik. Jenazah tidak dikebumikan atau dibakar
seperti lazimnya adat umat Hindu, tetapi jenazah hanya diletakkan
di makam tersebut. Makam Sema Wayah tidak besar. Hanya berupa tempat
yang cukup untuk menampung ke 11 jenazah tadi hingga proses
pembusukannya sempurna dan kembali ke bentuk tanah. Jenazah hanya
ditutup dengan anyaman bambu
yang menutupi bagian leher ke bawah. Bagian kepala dan kaki dibiarkan
terlihat dari luar. Bila pembusukan sudah selesai, tulang belulang dari
jenazah itu kemudian dikumpulkan.
Di makam Sema Wayah ini ada sebuah pohon
tua yang sangat besar yang mampu mengeluarkan bau sangat harum.
Berdasarkan keterangan penduduk setempat, pohon inilah yang membuat
jenazah-jenazah tersebut tidak berbau. Menurut legenda setempat, pohon
itu bernama pohon Taru Menyan yang kemudian diadaptasi menjadi Trunyan.
Bau pohon itu menetralisir bau busuk yang disebarkan oleh
jenazah-jenazah tersebut. Berdasarkan legenda pula, desa ini merupakan
desa Bali Aga.
Bali Aga berarti orang Bali pegunungan. Selain sebagai Bali Aga,
masyarakat Trunyan juga merupakan Bali Mula yang artinya Bali asli.
Andaikan Anda berada di daerah danau Batur, mengunjungi Trunyan Bali
bisa menjadi alternatif wisata “menegangkan” untuk Anda. Tentu saja
Anda harus memiliki keberanian untuk berada di sebuah wilayah pemakaman
yang lain dari pada yang lain. Anda tentu harus cukup kuat untuk
mengatasi ketakutan yang ada pada diri sendiri selama berkunjung ke
Trunyan Bali.
Untuk bisa sampai ke Trunyan Bali, Anda bisa menggunakan jalan darat atau memilih menaiki speedboat mengarungi Danau Batur.
Butuh sekitar 20-35 menit untuk bisa sampai ke Trunyan jika Anda
memilih mengarungi danau. Sekedar informasi, untuk menyewa speedboat,
Anda harus mengeluarkan dana sebesar 380 ribuan. Jika Anda bersama
kawan-kawan, Anda tinggal membagi angka itu dengan jumlah personil yang
ada. Jika Anda menyadari bahwa Anda termasuk golongan orang yang
penakut, pastikan Anda bersama kawan ketika mengunjungi Trunyan Bali.
Meskipun berkunjung di siang hari, bukan berarti Anda akan terbebas dari
rasa takut yang menegangkan.