Berbagai peralatan canggih terus dikembangkan dan
ditingkatkan yang didukung para vendor pendukung dan penyedia peralatan
navigasi. Ini dilakukan demi menaikkan standar safety, sehingga, jika
ukuran keamanan 100 persen, maka sektor penerbangan seharusnya
melampaui hampir 2.000 persen. Namun saat ini baru mencapai 1.999,9
persen, karena 0,1 persen, faktor penentunya adalah keberuntungan
(luck).
Cockpit pesawat yang canggih serba digital disebut
“glass cockpit” memiliki empat monitor yang berisi semua data, termasuk
data navigasi, komunikasi, radar cuaca yang up to date, hingga
monitoring flight control semua ada pada monitor tersebut.
Bahkan pesawat yang telah dilengkapi dengan ADS-B
transceiver (output-input) juga dapat melihat situasi sekitar atau dapat
melihat pesawat lain yang terbang di sekitarnya dengan tampilan animasi
dua dimensi (2D), juga memuat beberapa informasi penting seperti
kondisi cuaca, kecepatan angin, arah angin dan lainnya yang terkait
dengan kenyamanan, keamanan serta keselamatan setiap misi penerbangan.
Masih banyak ketidakseimbangan antara kecanggihan
peralatan navigasi pesawat udara dan navigasi bandar udara, sehingga
terkadang sang pilot melakukan konfirmasi kepada petugas ATC bahwa di
depanya ada pesawat lain, karena sang pilot dapat melihat pesawat lain
dengan gambar dan data jelas seperti heading, speed, altitude dan
lainnya, sedangkan sang petugas ATC sebagai fungsi control dan mengatur
lalu lintas udara hanya mengandalkan koordinat dengan “imajinasi
kiranologi”, karena di ruang ATC tidak atau belum dilengkapi dengan
peralatan canggih yang dapat melihat pergerakan pesawat di udara secara
real.