Karakteristik
unit lampu PAPI harus sedemikian rupa sehingga Sistemnya harus cocok
untuk kegiatan pada siang ataupun malam hari.Transisi warna dari merah
ke putih pada bidang vertikal (vertical plane)
harus sedemikian rupa sehingga pada saat terlihat oleh seorang
pengamat, pada jarak tidak kurang dari 300 m, muncul dalam sudut
vertikal tidak lebih dari 3’. Pada intensitas penuh, lampu merah harus
memiliki koordinat Y tidak melebihi 0,320. Kontrol intensitas yang
memadai harus disiapkan untuk memungkinkan adanya penyesuaian terhadap
kondisi yang berlaku dan agar tidak menyilaukan pilot pada saat
approaching dan landing. Setiap unit lampu harus mampu untuk menjalani
penyesuaian elevasi sehingga batas bawah dari bagian warna putih sinar
dapat ditetapkan pada sebarang sudut elevasi di antara 1°30' dan paling
sedikit 4°30' di atas horisontal. Unit lampu harus didisain sedemikian
rupa sehingga tumpukan kondensasi, salju, es, debu, dll., pada permukaan
refleksi atau optical transmitting hanya mengganggu sinyal lampu pada kondisi yang paling minimal dan tidak boleh mempengaruhi kontras antara sinyal merah dan putih dan elevasi sektor transisi.
PAPI secara umum terletak pada sisi samping runway yang berjarak sekitar 300 meter (D1) dari atau berdasarkan perhitungan peletakan PAPI dengan dasar perhitungan sebagai berikut :
PAPI secara umum terletak pada sisi samping runway yang berjarak sekitar 300 meter (D1) dari atau berdasarkan perhitungan peletakan PAPI dengan dasar perhitungan sebagai berikut :
Dimana keterangan :
D1 adalah Jarak PAPI dari threshold
Jarak ke D adalah 15 m
Jarak antara PAPI ( C-D, C-D, B-A) adalah 9 m
PAPI dengan ILS serta PAPI tanpa ILSKemiringan approach (approach slope), seperti yang didefinisikan pada Gambar, harus sesuai untuk digunakan oleh pesawat yang menggunakan approach tersebut. Kemiringan approach (approach slope) standar adalah 3°.
D1 adalah Jarak PAPI dari threshold
Jarak ke D adalah 15 m
Jarak antara PAPI ( C-D, C-D, B-A) adalah 9 m
PAPI dengan ILS serta PAPI tanpa ILSKemiringan approach (approach slope), seperti yang didefinisikan pada Gambar, harus sesuai untuk digunakan oleh pesawat yang menggunakan approach tersebut. Kemiringan approach (approach slope) standar adalah 3°.
PAPI tanpa ILSJika PAPI dipasang pada runway yang tidak dilengkapi dengan ILS, jarak D1 harus di hitung untuk memastikan bahwa tinggi terendah di mana pilot akan melihat indikasi lintasan approach yang benar yang memberikan jarak bebas roda pada threshold dan bagi pesawat terbang dengan persyaratan tertinggi yang biasa menggunakan runway. Jika PAPI dipasang pada runway yang diperlengkapi dengan ILS, jarak D1 harus dihitung sehingga memberikan kesesuaian optimal antara alat bantu visual dan non-visual untuk rentang eye-to-antenna heights dari pesawat terbang yang biasa menggunakan runway. Jarak D1 harus diatur untuk mengkompensasi perbedaan elevasi antara pusat lensa unit lampu penerangan dengan threshold.
Approach Slope Angle : θ = 3º
1. Jika runway mempunyai elevasi R/W α = 0
θ2 = θ – 10’
= 3º – 10’
= 2º 50’
D1 = (EWH WTH) Ctg θ2
Dimana : EWH = Eye to Wheel Height
WTH = Wheel to Threshold Height
θ2 = Setting angle of unit B is the glide path angle minus 10 minutes
1. jika runway mempunyai elevasi R/W : - α
D1 = (EWH WTH) Ctg (θ2 - α)
2. jika runway mempunyai elevasi R/W : α
PAPI dengan ILS
Jika runway dimana PAPI disediakan ternyata dilengkapi juga dengan sebuah ILS, penempatan dan elevasi dari unit lampu harus sedemikian rupa sehingga kemiringan approach (approach slope) PAPI benar-benar sedekat mungkin dengan lintasan glide (glide path) ILS. Sudut pengaturan elevasi unit lampu pada bentang sayap (wing bar) PAPI harus sedemikian rupa sehingga, pada saat approach, pilot pesawat terbang yang melihat sinyal satu putih dan tiga merah dipastikan memiliki jarak aman terhadap semua objek di daerah approach.
Metode perhitungan PAPI terdiri dari beberapa kondisi antara lain sebagai berikut
Approach Slope Angle : θ = 3º
Layout PAPI 1 Ujung 1 Sisi :
Jika runway pada Elevasi R/W α = 0
D2 = AEAHR Ctg θ
D = (TCH AEHR) Ctg θ
Dimana :
D1 = ILS (GP) Horizontal Distance
D2 = Distance Beetwen ILS GP & Horizontal PAPI Location.
TCH = The Aerial Nominal T/H Crossing Height (15,1 m)
AEAHR = Average Eye To Aerial Height Distance
θ = Glide Slope Angle (normally) = 3º
α = Slope Elevasi R/W
D = PAPI Threshold Horizontal Distance
Jika runway pada Elevasi R/W : - α
D1 = TCH Ctg (θ – α)
D1 = (TCH AEAHR) Ctg (θ – α)
D2 = AEAHR Ctg (θ – α)
Dimana :
D1 = ILS (GP) Horizontal Distance
D2 = Distance Beetwen ILS GP & Horizontal PAPI Location.
TCH = The Aerial Nominal T/H Crossing Height (15,1 m)
AEAHR = Average Eye To Aerial Height Distance
θ = Glide Slope Angle (normally) = 3º
α = Slope Elevasi R/W
D = PAPI Threshold Horizontal Distance
Jika runway pada Elevasi : α
D1 = TCH Ctg (θ α)
D1 = (TCH AEAHR ) Ctg (θ α)
D2 = AEAHR Ctg (θ α)
D1 = (TCH AEAHR) Ctg θ α |
D1 = ILS (GP) Horizontal Distance
D2 = Distance Beetwen ILS GP & Horizontal PAPI Location.
TCH = The Aerial Nominal T/H Crossing Height (15,1 m)
AEAHR = Average Eye To Aerial Height Distance
θ = Glide Slope Angle (normally) = 3º
α = Slope Elevasi R/W
D = PAPI Threshold Horizontal Distance
Jika jarak bebas roda lebih besar dari
yang dijelaskan pada table dibaah ternyata disyaratkan untuk pesawat
terbang khusus, maka hal tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan D1.
Jarak D1 harus diatur untuk mengkompensasi perbedaan elevasi antara
pusat lensa unit lampu penerangan dengan threshold. Unit PAPI harus
berada pada posisi minimum yang masih dapat dilakukan di atas permukaan
tanah, dan biasanya tidak lebih dari 0,9 m. Semua unit lampu bentang
sayap (wing bar) idealnya ditempatkan pada bidang horisontal yang sama
namun demikian, untuk mengantisipasi adanya slope, adanya perbedaan
kecil pada ketinggian tidak lebih dari 50 mm antara unit lampu masih
dapat diterima. Gradian lateral tidak lebih dari 1.25% masih dapat
diterima dengan asumsi bahwa akan diterapkan secara seragam pada semua
unit.
Eye-to-wheel height of aeroplane in the approach configurationa (1) |
Desired wheel clearance (metres)b,c (2) |
Minimum wheel clearance (metres)d (3) |
up to but not including 3 m 3 m up to but not including 5 m 5 m up to but not including 8 m 8 m up to but not including 14 m |
6 9 9 9 |
3e 4 5 6 |
|
Operator aerodrome harus memeriksa adanya penetrasi oleh, atau kedekatan dengan, objek seperti tiang radio, bangunan dll., pada permukaan. Jika satu atau lebih hambatan (obstacle) dijumpai, atau jika ada permukaan tanah yang tinggi terletak di dekat lintasan approach (approach path), DGCA (Diretorat Jenderal Perhubungan Udara) harus diminta menjalankan suatu studi aeronautikal untuk menentukan apakah hambatan (obstacle) atau permukaan tanah tersebut dapat mempengaruhi keselamatan operasi pesawat terbang.
Jika dapat diterapkan, objek di atas permukaan yang periksa harus dipindahkan, kecuali jika DGCA menetapkan bahwa objek tersebut tidak akan mempengaruhi keselamatan operasi pesawat terbang.
Obstacle Protection SurfacePada
pemasangan PAPI area sekitar bandara harus clear terhadap bangunan atau
obyek yang menjadi obstacle dimana areal harus mempunyai Obstacle
Protection surface pada jarak 15 km dari threshold landasan dimana
batas ketinggian obstacle dari titik area overrun 10 56’, sehingga area sekitar Bandar aman bagi keselamatan penerbangan. (DGCA/K.I)