PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) | |
---|---|
Wilayah | Pulau Jawa, Aceh, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Sumatera Selatan, danLampung (saat ini) Seluruh Indonesia (target) |
Tahun beroperasi | 28 September 1945 – |
Pendahulu | Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij Staatsspoorwegen Djawatan Kereta Api (1945-1963) Perusahaan Negara Kereta Api (1963-1971) Perusahaan Jawatan Kereta Api (1971-1991) Perusahaan Umum Kereta Api (1991-1999) PT Kereta Api (Persero) (1999-2010) |
Pendiri | Ismangil dkk. (Tokoh AMKA) |
Lebar sepur | 1.435 mm (4 ft 8 1⁄2 in) (lebar sepur standar) 1.067 mm (3 ft 6 in) (lebar sepur utama) 750 mm (2 ft 5 1⁄2 in) |
Panjang | 5.042 kilometer (3132,95 mil) |
Kantor pusat | Jalan Perintis Kemerdekaan 1, Bandung, 40117, Indonesia |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Slogan | Anda adalah Prioritas Kami |
Pendapatan | ▲ Rp14,5 triliun (2016) |
Laba bersih | ▲ Rp1,02 triliun (2016) |
Anak perusahaan | Lihat pula: Daftar anak perusahaan Kereta Api Indonesia |
Tokoh penting | Edi Sukmoro (Dirut/CEO) |
Situs web | Situs web resmi |
PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT
KAI) adalah Badan Usaha
Milik Negara Indonesiayang menyelenggarakan jasa
angkutan kereta api. Layanan PT KAI meliputi
angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1992,
yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, yang menegaskan bahwa investor swasta
maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta
api di Indonesia. Dengan demikian, pemberlakuan
undang-undang tersebut secara hukum mengakhiri monopoli PT KAI dalam
mengoperasikan kereta api di Indonesia.[1]
Pada tanggal 12 Agustus 2008 PT KAI melakukan pemisahan Divisi
Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi PT KAI
Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk
mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan
sekitarnya.[2]. Selama tahun 2015,
jumlah penumpang kereta api mencapai 325,94 juta.[3]
Pada tanggal 28 September 2011,
bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, PT KAI meluncurkan logo
baru.[4] Dan
pada 29 Oktober 2014 PT KAI dipimpin oleh Edi Sukmoro yang sebelumnya menjabat sebagai
Direktur Pengelolaan Aset Nonproduksi Railways, menggantikan direktur utama
sebelumnya,Ignasius Jonan.[5]
Sejarah KAI
Pra-kemerdekaan
Pada hari Jumat,
tanggal 17 Juni 1864,
kereta api pertama di Indonesia lahir. Pembangunan diprakarsai olehNederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij (NIS)
dengan rute Samarang-Tanggung. Pencangkulan tanah pertama
dilakukan di Desa Kemijen dan diresmikan oleh Mr. L.A.J.W.
Baron Sloet van de Beele. Namun jalur ini dibuka tiga tahun
berikutnya, 10 Agustus 1867.
Hingga tahun 1873 tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang,Solo,
dan Yogyakarta sudah berhasil dihubungkan.[6][7][8]
Pada tahun 1869,
untuk pertama kalinya, angkutan trem diperkenalkan oleh perusahaan trem Bataviasche
Tramweg Maatschappij (BTM),
untuk warga Batavia. Sarana penariknya berupa hewan
kuda dengan lebar sepur 1.188 mm.[9]
Masa politik kolonial liberal rupanya
mengakibatkan Pemerintah Belanda enggan mendirikan perusahaannya dan justru
memberikan kesempatan luas bagi perusahaan-perusahaan (KA) swasta. Namun
sayangnya, perusahaan swasta itu tidak memberikan keuntungan berarti (apalagi NIS masih membutuhkan bantuan keuangan
dari Pemerintah Kolonial), maka Departemen Urusan Koloni mendirikan operator KA
lain, Staatsspoorwegen, yang membentang
dari Buitenzorg hinggaSurabaya. Pertama dibangun di kedua
ujungnya, jalur pertama di Surabaya dibuka pada tanggal 16 Mei 1878 dan terhubung pada tahun 1894.
Selain itu, muncul juga lima belas operator
KA swasta di Jawa yang menamakan dirinya sebagai "perusahaan trem
uap", namun meskipun namanya demikian, perusahaan itu sudah dapat dianggap
sebagai operator KA regional.
Sebagai perusahaan kolonial, sebagian besar
jalur KA di Indonesia mempunyai dua tujuan: ekonomis dan strategis. Nyatanya,
syarat bantuan keuangan NIS antara lain membangun rel KA ke Ambarawa, yang memiliki benteng bernama
Willem I (yang diambil dari nama Raja Belanda). Jalur KA negara pertama
dibangun melalui pegunungan selatan Jawa, selain daerah datar di wilayah utara
Jawa, untuk alasan strategis sama. Jalur KA negara di Jawa menghubungkan Anyer
(lintas barat) menuju Banyuwangi (lintas timur).
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga
dilakukan di Aceh,
menghubungkan Banda Aceh hingga Pelabuhan Uleelhee,
dengan lebar sepur 1.067 mm, yang digunakan untuk keperluan militer. Kemudian,
lebar sepur yang sebelumnya 1.067 mm kemudian diganti menjadi 750 mm membentang
ke selatan. Jalur ini kemudian berpindah kepemilikan dari Departemen Urusan
Perang kepada Departemen Urusan Koloni tanggal 1 Januari 1916 menyusul perdamaian relatif di Aceh.
Ada pula jalur kereta api di Ranah Minangkabau (dibangun pada tahun 1891-1894)
dan Sumatera Selatan (dibangun tahun 1914-1932).
Kedua jalur ini digunakan untuk melintas layanan KA batu bara dari pertambangan
bawah tanah menuju pelabuhan.
Di Sumatera Utara, ada perusahaan KA bernama Deli Spoorweg Maatschappij yang banyak mengangkut karet dan tembakau di
daerah Deli.
Pembangunan jalur kereta api juga dilangsungkan
di Sulawesi Selatan pada bulan Juli 1922 hingga 1930;
sebagai bagian dari proyek besar-besaran pembangunan jalur rel di Kalimantan dan Sulawesi, menggabungkan sistem rel KA di
Sumatera, serta elektrifikasi jalur KA utama di Jawa. Namun Depresi Besar telah membatalkan upaya ini. Meskipun
tidak sempat dibangun, studi pembangunan jalur KA di Kalimantan, Bali, dan
Lombok telah selesai dilakukan.
Semasa pendudukan Jepang, seluruh jalur KA (bahkan
yang terpisah sekali pun) dikelola sebagai satu kesatuan. Sementara itu, di
Sumatera, juga dikelola olehcabang-cabang
Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, secara terpisah.
Pendudukan Jepang akhirnya mengubah lebar
sepur 1.435 mm di Jawa menjadi 1.067 mm, sebagai penyelesaian masalah lebar
sepur ganda. Ini bukanlah "permasalahan nyata" karena tidak banyak
perubahan materiil di kedua sistem itu, banyak rel 1.435 mm dipasangi rel
ketiga pada tahun 1940, menghasilkan rel dengan lebar sepur campuran.
Pasca-kemerdekaan
Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan
pada tanggal 17 Agustus 1945,
karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan
perkeretaapian dari Jepang.
Pada tanggal 28 September 1945,
pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya
menegaskan bahwa mulai hari itu kekuasaan perkeretaapian berada di tangan
bangsa Indonesia sehingga Jepang sudah
tidak berhak untuk mencampuri urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi
ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari
Kereta Api serta
dibentuknya Djawatan Kereta
Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Nama DKA pun berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA),[10] semasa Orde Lama. Lalu, pada tanggal 15 September
1971 berubah menjadiPerusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)[11]. Kemudian, pada tanggal 2
Januari 1991, PJKA berubah menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api (Perumka)[12], dan semenjak tanggal 1 Juni
1999, Perumka mulai menunjukkan keterbukaannya dan berubah menjadi PT Kereta Api (Persero) (PT KA).[13][14] Pada bulan Mei 2010,
nama PT KA berubah menjadi PT
Kereta Api Indonesia (Persero) (PT
KAI)[15], hingga saat ini.
Logo
Kereta Api Indonesia
Keterangan
·
PT KAI juga menggunakan logo Wahana Daya Pertiwi pada seragam pegawai KAI.
Makna
logo
·
Tiga garis melengkung melambangkan
gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.
·
Dua garis warna orange melambangkan
proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan
internal dan eksternal. Anak panah berwarna putih melambangkan Nilai
Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
·
Satu garis lengkung berwarna biru
melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai
tambah ke stakeholders.
(Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal
yang paling kecil sehingga dapat melesat.)
Jalur
Rel Kereta Api
PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan kereta
api di wilayah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,Sumatera Selatan, dan Lampung serta
semua provinsi di Jawa.
Rencana PT Kereta Api Indonesia juga akan mengoperasikan kereta api di wilayah Sulawesi.
Jalur-jalur utama ini menghubungkan kota Medan dengan Rantauprapat, Padang dengan Pariaman, Bandar Lampungdengan Lubuklinggau dan Palembang, Jakarta dengan Surabaya melalui Cirebon dan Semarang maupun Bandungdan Yogyakarta, dan Surabaya dan Malang dan Banyuwangi.
Panjang keseluruhan jalur kereta api di
Indonesia adalah 7.777,40 kilometer. 3.708 kilometer jalur
telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang dianggap tidak
menguntungkan bila tetap dipergunakan. Pada saat ini, Departemen Perhubungan
sedang melakukan pembangunan jalur ganda di Pulau Jawa, yang diharapkan akan
selesai pada tahun 2025.
Jalur yang sudah diselesaikan adalah Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya, Cikampek-Purwakarta,Purwokerto-Cirebon, dan Kutoarjo-Yogyakarta-Surakarta.
Pada saat ini jalur Kutoarjo-Karanganyar-Kroya, Surakarta-Madiun dan Kroya-Purwokerto sedang dikerjakan.
Sumber : Wikipedia