Setelah mengisi bahan bakar di SPBU ternyata ketika mesin di starter tidak juga mau menyala, ternyata bensin sudah membasahi ruang mesin. Setelah diteliti lebih jauh ternyata disebabkan oleh saluran penyuplai bahan bakar di mobil itu telah dimodifikasi dengan menggunakan slang yang tidak sesuai peruntukannya karena mengaplikasi alat pengirit bahan bakar.
Kejadian seperti itu jelas membahayakan. Karena salah pemakaian slang sebagai saluran bahan bakar dari tangki ke mesin bisa menimbulkan kebakaran.
Bicara sistem pasokan bahan bakar di kendaraan itu ada 2, karburator dan injeksi. Keduanya memiliki tekanan berbeda sebab itu, slangnya juga berbeda. Injeksi memiliki tekanan 39 psi, sedangkan karburtor maksimal 15 psi. Maka dapat dipastikan slang untuk mesin karburator tak bisa dipakai buat mesin injeksi (Gbr 1). Jika dipaksakan slang injeksi di karburator, slang akan pecah karena tak kuat menahan tekanan. Namun, slang injeksi bisa dipakai pada mesin karburator. Hati-hati juga tertukar dengan slang oli, karena sepintas punya wujud yang sama.
Salah satu bedanya, pada slang injeksi terdapat anyaman baja. Jika slang dipotong, maka di tengah-tengah slang terlihat warna putih yang mengindikasikan anyaman baja. Sedangkan slang karburator hanya slang hitam biasa. Untuk mesin injeksi juga diharamkan pakai slang berbulu.
Harap berhati-hati juga jika ingin menggunakan komponen penghemat bahan bakar yang melewati jalur bensin. Pastikan komponen tersebut sesuai dengan spesifikasi mobil, demikian untuk kit instalasinya.
Biasanya, pada kit instalasi berisi perangkat penghemat bahan bakar, slang dan klem. "Pilih yang memiliki ‘bibir' pada konektor dengan slang," saran Kemal (Gbr 2). Maksudnya, supaya slang tak mudah terlepas dari konektor.
Jika sudah pakai slang yang tepat, jangan lupapula penggunaan klem untuk mengencangkannya (Gbr 3). Jangan terlalu kencang, nanti justru bisa bikin slang pecah. Ukuran slang juga harus pas. Jangan terlalu besar dan juga terlalu kecil. Jangan pernah beranggapan, slang yang besar, bisa kuat dengan penggunaan klem yang kuat. Ini anggapan salah. "Besar kemungkinan slang bisa lepas walaupun klemnya sudah kuat. Tekanannya sangat besar," sebut Muhammad dari bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel. Sedangkan kalau terlalu kecil, slang akan sulit masuk ke konektor. Jangan dipaksakan karena justru bisa merusak slang.
Selain slang karet, terdapat juga slang braided, yakni slang dengan anyaman kawat baja (Gbr 4). Slang ini memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dibanding slang karet. Namun, bukan berarti slang ini tak bisa rusak. "Kalau ada korslet, disitu bisa terjadi kebocoran, dan itu memang pernah terjadi," seru Kemal yang menjelaskan slang ini biasa diaplikasi pada mobil kompetisi bermesin karburator maupun injeksi.(sumber : otomotifnet)
Jika sudah pakai slang yang tepat, jangan lupapula penggunaan klem untuk mengencangkannya (Gbr 3). Jangan terlalu kencang, nanti justru bisa bikin slang pecah. Ukuran slang juga harus pas. Jangan terlalu besar dan juga terlalu kecil. Jangan pernah beranggapan, slang yang besar, bisa kuat dengan penggunaan klem yang kuat. Ini anggapan salah. "Besar kemungkinan slang bisa lepas walaupun klemnya sudah kuat. Tekanannya sangat besar," sebut Muhammad dari bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel. Sedangkan kalau terlalu kecil, slang akan sulit masuk ke konektor. Jangan dipaksakan karena justru bisa merusak slang.
Selain slang karet, terdapat juga slang braided, yakni slang dengan anyaman kawat baja (Gbr 4). Slang ini memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dibanding slang karet. Namun, bukan berarti slang ini tak bisa rusak. "Kalau ada korslet, disitu bisa terjadi kebocoran, dan itu memang pernah terjadi," seru Kemal yang menjelaskan slang ini biasa diaplikasi pada mobil kompetisi bermesin karburator maupun injeksi.(sumber : otomotifnet)