Mereka yang gemar bepergian mungkin
punya love-hate relationship dengan bandara. Setiap kali tiba di
bandara, rasanya campur aduk! Ada yang sedih karena akan pergi, atau
justru senang membayangkan pengalaman baru yang sudah di depan mata,
ngantuk karena jetlag saat transit, atau justru semangat ’45 untuk
belanja barang-barang duty free.
Apa pun pengalamannya, ada yang harus
diutamakan demi kesuksesan liburan, yaitu keamanan dan kenyamanan saat
traveling. Rudiana, wakil ketua Association of the Indonesian Tours
& Travel Agency (ASITA), membagikan tipnya.
YANG TIDAK BOLEH:
Peraturan penerbangan
mengenai barang-barang apa saja yang boleh dibawa dalam tas kabin sudah
disetujui secara internasional. Kalaupun peraturan berikut ini tidak
diharuskan secara spesifik oleh bandara tujuan, sebaiknya Anda tetap
menaatinya. Sebab, peraturan ini tidak dibuat hanya untuk keamanan
bandara, tapi juga untuk kenyamanan Anda dan penumpang lain.
- Jenis cairan apa pun (krim, gel, pasta, air) hanya boleh dibawa dalam tempat yang berukuran (masing-masing) 100 ml.
- Anda boleh membawa makanan atau susu bayi secukupnya untuk sepanjang penerbangan.
- Barang-barang ini dilaporkan di daerah pemeriksaan (metal detector)
- Untuk membawa obat-obatan (sirop, puyer/bubuk, jamu) sebaiknya Anda membawa surat keterangan dokter.
- Semua item di atas harus dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan yang dapat ditutup (ada zipper-nya). Saat melalui pemeriksaan x-ray, kantong ini harus dikeluarkan dari tas.
- Jangan lupa periksa kotak make up. Pastikan tidak ada gunting kuku, gunting kecil, pisau cukur, atau peralatan tajam lainnya. Kalau ditemukan petugas bandara, kemungkinan Anda harus membuangnya. Pastikan produk perawatan, seperti lotion atau parfum, ukurannya tak lebih dari 100 ml. Karena bersifat mudah terbakar, jangan membawa aseton (pembersih cat kuku).
- Periksa situs masing-masing bandara untuk informasi lebih spesifik mengenai barang-barang apa saja yang boleh dan dilarang dibawa.
BUKAN SEMBARANG TAS
Kapasitas bagasi yang boleh dibawa
berbeda-beda tiap maskapai (biasanya 20 kg) dan harus dipastikan sejak
Anda membeli tiket. Supaya, sewaktu check-in tidak overweight sehingga
Anda terpaksa membongkar koper atau bahkan meninggalkan sebagian barang
bawaan. Kalau Anda keukeuh ingin membawa semuanya, Anda akan dikenakan
biaya cukup besar.
Beberapa maskapai hanya memperbolehkan 1
tas kabin (ransel atau koper kecil) dan 1 tas tangan (handbag). Ukuran
tas kabin harus diperhatikan, terutama bagi mereka yang memiliki connecting flight
atau transfer pesawat. Penerbangan yang memakan waktu lebih dari 4 jam
akan menggunakan pesawat besar, seperti Boeing 737 atau Airbus 380.
Penerbangan kurang dari 4 jam akan menggunakan pesawat yang lebih kecil.
“Makin kecil pesawatnya, makin kecil
pula kapasitas tas kabin yang boleh dibawa. Jangan sampai waktu Anda
boarding ke pesawat yang lebih kecil, bawaan Anda kebesaran,” jelas
Rudiana. Ada baiknya hal ini ditanyakan ke tiap maskapai sebelum
berangkat. Rumus umumnya, bawa tas yang tidak akan membuat Anda
kesulitan membawanya ke sana kemari.
YANG PRAKTIS LEBIH BAIK
Di beberapa bandara (di Kanada misalnya), Anda akan diminta untuk mengeluarkan laptop
dan meletakkannya di keranjang yang sudah disediakan. Menatanya dengan
rapi akan mempersingkat waktu Anda untuk mengeluarkan dan memasukkannya
ke dalam tas.
Bandara internasional di kota-kota besar
umumnya memiliki lokasi check-in, imigrasi, dan boarding gate yang
relatif jauh. Bagi Anda yang akan berangkat atau transit, perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini supaya Anda tidak tersasar dan
ketinggalan pesawat.
- Pakailah koper beroda. Kini sudah banyak dijual koper beroda 4 yang dapat berputar 360 derajat. Hal ini penting, sebab tidak semua bandara menyediakan kereta dorong. Kalaupun menyediakan, ada yang gratis dan ada pula yang dikenakan biaya dengan memasukkan beberapa koin seperti di bandara Toronto, Kanada. Repotnya, kalau Anda baru saja mendarat, kemungkinan besar Anda belum menukarkan mata uang negara setempat.
- Setelah melewati imigrasi, Anda tidak memerlukan paspor dan dokumen penting lain lagi. Jadi, simpanlah di tempat tersembunyi dalam tas. Simpan boarding pass di kantong yang aman, tapi mudah dijangkau supaya Anda tidak repot mencarinya saat boarding.
- Apa pun yang terjadi, jangan pernah mengiyakan saat orang tak dikenal menitipkan barangnya pada Anda, meskipun orang tua. Sebaiknya Anda waspada. Sebab, zaman sekarang modus kejahatan seperti ini makin beragam.
JANGAN SEPELEKAN TRANSIT
Waktu yang cukup banyak saat transit
(lebih dari 3 jam) bisa Anda pergunakan untuk meluruskan kaki atau
jalan-jalan. Sebelum refreshing, pastikan hal-hal di bawah ini sudah
Anda pahami.
- Jangan menyepelekan perbedaan waktu saat transit. Jangan karena sudah sering bolak-balik ke Singapura, misalnya, Anda lantas malas mengubah arloji menjadi waktu setempat. Singapura hanya beda 1 jam dengan Jakarta. Jika Anda masih memakai jam Jakarta dan lengah, bisa dipastikan Anda akan ketinggalan pesawat. Hal ini berlaku juga untuk negara dengan perbedaan waktu yang lebih banyak.
- Kuasai situasi bandara sebelum Anda jalan-jalan ke duty free. Jika transit di bandara yang besar, cari dulu gate tujuan Anda, lalu perhitungkan waktu untuk jalan-jalan, ditambah waktu untuk kembali ke gate, 30 menit sebelum boarding. Hal ini untuk mencegah Anda berlari-lari mengejar pesawat.
AGAR PEMERIKSAAN BISA SINGKAT
Untuk setiap penerbangan internasional,
pastikan Anda sudah di bandara setidaknya 3 jam sebelum take-off.
Menyiapkan barang dengan baik dan benar akan mempersingkat waktu Anda di
antrean check-in dan pemeriksaan. Sebelum mengantre di pemeriksaan,
pastikan semua barang elektronik dan aksesori pakaian yang terbuat dari
metal dimasukkan ke dalam tas. Mencopot atau mengeluarkan semuanya
persis sebelum melewati metal detector akan memperlambat antrean.
Jika Anda membawa laptop, sebaiknya
simpan dengan rapi (tidak tertimbun kertas-kertas atau benda lain) di
dalam tasnya. Sebab, kalau tas laptop Anda rapi, petugas akan lebih
mudah melihatnya dalam x-ray sehingga Anda tidak perlu membukanya.
PERCAYA DIRI DI IMIGRASI
Melewati bagian imigrasi bisa jadi saat paling menegangkan. Padahal, tak perlu begitu. Ini caranya:- Sebelum berangkat, catat nomor kontak dan alamat kedutaan atau konsulat di negara setempat. Skenario terburuk, kalau Anda kehilangan paspor atau dokumen penting lain saat baru mendarat, Anda bisa langsung menghubungi mereka.
- Isi formulir embarkasi dengan jujur. Kalau Anda sebelumnya sudah mengetahui peraturan yang ada, tidak perlu takut untuk melaporkan barang bawaan berisiko yang memang diperlukan (seperti obat-obatan).
- Sebelum mengantre di loket imigrasi, baca baik-baik petunjuknya. Jangan sampai Anda mengantre di loket yang salah. Di Eropa, misalnya, loket akan terbagi 2 atau 3, yaitu loket untuk penduduk Uni Eropa, untuk pendatang (permanent resident), dan untuk lainnya (turis).
- Pada umumnya (tergantung petugas imigrasi dan peraturan bandara), jika dokumen Anda lengkap, Anda tidak akan ditanyai macam-macam. Bagi yang paspornya kosong (belum pernah bepergian sebelumnya), kemungkinan besar akan ditanyai agak banyak seputar alasan kedatangan ke negara tersebut.
EROPA YANG EFISIEN
Sama seperti di AS, sistem operasi dan
keamanan semua bandara Eropa pada dasarnya sama, terutama negara-negara
Eropa Barat. Sistem keamanan mereka lebih efisien, namun tetap detail.
Saat mengisi formulir embarkasi atau di
imigrasi, Anda akan ditanya apakah Anda mengemas barang-barang sendiri.
Jika ya, Anda akan diharapkan jujur mengisinya. “Bepergian dengan travel
group akan lebih mudah karena tour guide akan membantu Anda mengisi
formulir dan melewati imigrasi,” ujar Rudiana.
Di Eropa, pemeriksaan barang saat
keberangkatan dilakukan dengan efisien, hanya 2 kali. Yang pertama
adalah pemeriksaan bagasi setelah check-in (tanpa kehadiran Anda). Di
tahap ini, petugas memiliki alert system. Barang yang sudah masuk
conveyor belt akan segera melewati x-ray. Kalau petugas menemukan barang
yang mencurigakan, Anda diharuskan tinggal sementara untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
Kalau tidak ada, Anda boleh langsung
menuju imigrasi dan boarding gate di mana tas tangan dan bawaan kabin
diperiksa. Di bandara internasional besar seperti Charles de Gaulle
(Paris), Schipol (Belanda), atau Heathrow (London), Anda akan
diperlakukan dengan hormat, sepanjang mengikuti prosedur yang
ditentukan.
Di Heathrow misalnya, Rudiana mengamati,
beberapa polisi yang berjaga di sana berpakaian preman. Kalau ada yang
mencurigakan, orang tersebut akan didekati oleh polisi berpakaian preman
itu dan diajak ke ruangan terpisah. “Dengan cara yang halus seperti
itu, bandara bebas huru-hara yang tidak perlu. Orang yang didekati pun,
kalau ternyata tidak bersalah, tidak perlu malu karena terlihat digiring
polisi,” cerita Rudiana.
Pemeriksaan barang-barang bajakan
seperti file video, mp3, atau tas palsu, memang bukan gosip. Hanya,
pemeriksaan memang dilakukan secara acak dan tidak terlalu sering.
“Namun, bila Anda membawa koper atau tas branded dalam jumlah lebih dari
5 buah, kemungkinan Anda akan diperiksa jadi lebih besar. Tapi, semua
itu kembali pada masing-masing pribadi, mau mengambil risiko apa tidak?”
tutur Rudiana.
AMERIKA MEMANG LEBIH RIBET
Sebelum terjadi peristiwa 9/11 pun,
bandara di Amerika Serikat sudah terkenal ketat. Menurut Rudiana,
bandara-bandara di AS memeriksa penumpangnya, boleh dibilang, hingga ke
pori kulit.
“Tidak perlu merasa tersinggung kalau
Anda diperiksa sampai sedemikian detail. Semua penumpang mengalami hal
yang sama,” ujarnya.
Sistem keamanan bandara AS diatur oleh
Transport Security Administration (TSA), dengan standar operasional yang
sama di semua bandara AS. Mereka menerapkan random check, yaitu
pemeriksaan acak yang dilakukan pada seseorang, dengan atau tanpa adanya
kecurigaan tertentu. “Pemeriksaan bisa memakan waktu berjam-jam. Sekali
terkena random check, Anda akan terus diperiksa setiap kali Anda
kembali ke bandara itu.”
Bagi mereka yang berangkat dari bandara
AS diharuskan untuk memakai kunci koper khusus TSA (bisa dibeli di
Indonesia). Petugas keamanan bandara memiliki TSA master key untuk
membuka koper Anda, dengan atau tanpa kehadiran Anda. “Petugas berhak
membuka semua koper setelah check-in. Jika Anda tidak memakai gembok
TSA, risikonya gembok Anda akan dirusak,” ujar Rudiana. Bagi mereka yang
masuk ke negara AS, kunci TSA tidak diwajibkan, tapi tetap disarankan.
HATI-HATI MAKANAN DI AUSTRALIA
Memasuki Benua Australia dan negara
Selandia Baru harus berhati-hati soal makanan. Sebab, peraturan di sana
lebih ketat. Segala macam produk susu, daging, dan sayuran tidak ada
yang boleh dibawa. Untuk makanan instan (termasuk bumbu masak),
Australia dan Selandia Baru memiliki daftar merek dan jenis apa saja
yang boleh dibawa masuk. Sayangnya, daftar ini tidak tertulis pada laman
Travel Secure milik pemerintah Australia.
Berdasarkan pengalaman, Rudiana percaya
bahwa salah satu cara terbaik untuk melewati imigrasi dan pemeriksaan
bandara dengan cepat adalah dengan mengisi formulir embarkasi dengan
jujur. “Kalau memang ada yang harus dilaporkan, jangan memilih opsi
nothing to declare. Karena, jika ketahuan, kemungkinan besar sanksinya
tidak akan sebanding dengan barang bawaan Anda itu,” sarannya.
NEGARA TETANGGA JUGA BANYAK ATURANNYA
Hanya karena negara-negara Arab dan Asia
adalah ‘sahabat’, jangan dikira keamanan mereka akan lebih longgar
terhadap orang Indonesia. Di bandara internasional Dubai misalnya, tanpa
pandang bulu, mereka akan meminta Anda untuk mencopot jaket, ikat
pinggang, dan sepatu, sebelum melewati metal detector.
Dulu, Uni Emirat Arab memang relatif
longgar soal makanan. Tapi kini, mereka akan memeriksa satu per satu
makanan yang Anda bawa, terutama yang aromanya kuat. Beberapa kasus
penyelundupan ganja membuat mereka lebih curiga pada bumbu masak.
Pada dasarnya, tidak hanya di pesawat,
tapi juga di hotel-hotel seluruh dunia, Anda tidak diperbolehkan membawa
makanan yang beraroma kuat, seperti terasi atau durian. Bahkan
Thailand, negara penghasil durian, tidak mengizinkan penumpang untuk
membawa durian, baik di kabin ataupun di bagasi. Anda bisa membawa buah
ini dengan kargo khusus durian.