Cerita Kisah Nyata Pramugari Pesawat Pertama Sepanjang Sejarah

Posted by



cerita kisah nyata pramugari pesawat ellen church
Ellen Church
Cerita inspiratif tentang kisah nyata bagaimana asal muasalnya sehingga Ellen Church diterima menjadi pramugari pesawat yang pertama sepanjang sejarah.
Tradisi mempekerjakan perempuan sebagai awak pesawat dimulai pada tahun 1930, oleh Perusahaan Penerbangan Amerika yang baru tumbuh, United Airlines. Dunia penerbangan pada tahun 1930-an bukan arena yang akrab bagi perempuan. Walau sudah ada diantara kaum Hawa yang menjadi penerbang berlisensi, bepergian di angkasa dengan pesawat terbang merupakan cita-cita yang belum banyak terpikirkan oleh wanita.
Diam-diam, Ellen Church yang bekerja sebagai perawat, menyimpan cita-cita menantang. Ia ingin menjadi penerbang. Ia memimpikan bekerja di pesawat terbang, berkelana di angkasa, suatu kemewahan yang tak terkatakan waktu itu. Sejak masih kanak-kanak, putri petani kelahiran Iowa itu sudah terkagum-kagum pada pesawat terbang. Dan ia menyimpan tekad suatu waktu harus bisa menaklukkan dunia yang didominasi kaum pria itu.
Pada suatu hari di bulan Februari 1930, Adalah Ellen Church, seorang gadis yang saat itu berusia 25 tahun mendatangi kantor Boeing Air Transport (BAT) untuk melamar menjadi penerbang. Seperti bisa diduga, lamarannya ditolak. Ia dinilai tidak memenuhi syarat.
Tetapi yang dicatat sejarah bukan hanya penolakan atas lamarannya itu. Melainkan juga ide uniknya yang membuat dunia penerbangan berubah wajah seperti yang dapat kita nikmati sekarang. Walau lamarannya ditolak, Ellen Church mencoba mengajukan argumen lain untuk menjajaki kemungkinan dirinya tetap dapat bekerja di pesawat terbang. Kepada Steve Stimpson, pejabat BAT yang menjumpainya kala itu, ia memberikan suatu gambaran lain tentang penerbangan.
Kata Ellen Church, bepergian di angkasa dengan pesawat terbang adalah pengalaman baru bagi banyak orang. Masih banyak yang takut terbang. Untuk itu diperlukan pendamping bagi para penumpang sehingga mereka dapat tenang selama penerbangan yang menegangkan itu. Dengan adanya seorang wanita menanti di pintu pesawat, ikut dalam penerbangan pula, kesan menakutkan jelas berkurang.
Maklum, ketika itu bepergian dengan pesawat masih dianggap berbahaya. Harap dicatat, penerbangan kala itu belum seperti sekarang. Pesawat pada umumnya terbang rendah, di sekitar 6000 kaki, berbeda dengan jet saat ini yang ketinggian jelajahnya rata-rata sudah di ketinggian 35 ribu kaki. Tak mengherankan bila pesawat zaman dulu banyak melewati cuaca buruk. Dan para penumpang banyak yang cemas dan mabuk udara selama penerbangan.
Ide Ellen Church itu tampaknya mengena. Petinggi BAT itu menganggap usul Ellen Church lebih dari masuk akal. Bukankah baik jika dalam keadaan seperti itu ada para perempuan berkemampuan perawat berada diantara para penumpang untuk memberi pertolongan, menenangkan syaraf yang tegang dan ketakutan itu?
Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya para eksekutif BAT setuju untuk mengadakan percobaan tiga bulan menjalankan ide Ellen Church. Ellen Church dan Stimpson diberi tanggung jawab merekrut dan menyaring para pelamar yang ingin menjadi ‘perempuan angkasa’ (sky girls), nama populer untuk para pramugari di masa itu.
beserta 7 orang lainnya yang sehari-harinya berprofesi sebagai perawat medis, direkrut untuk mengurusi penumpang sekaligus memberi kesan nyaman terhadap sarana transportasi modern itu.
Pada masa awal itu, syarat menjadi pramugari sangat ketat. Selain memiliki kualifikasi perawat medis, ia juga mesti menguasai ilmu pertukangan serba sedikit untuk merawat kursi-kursi penumpang jika baut-bautnya melonggar. Bahkan membantu mendorong pesawat masuk hanggar, mengikat sayapnya dan mengganjal rodanya, termasuk pekerjaan pramugari.
Hal itu mengalami sukses besar. Cara berpromosi yang sangat mengena itu langsung diikuti oleh perusahaan penerbangan lainnya di seluruh dunia. Dimulailah tradisi stewardess / flight attendant atau pramugari.
Sejak itu semakin banyak perempuan yang menggabungkan diri untuk menjadi perempuan angkasa. Kehadiran perempuan di dunia penerbangan pun tak lagi menjadi hal yang asing. Dan profesi pramugari pun kian hari kian berkembang.
Seiring kemajuan peradaban, sekarang ini transportasi udara bukan lagi hal yang istimewa. Beda-beda tipis dengan bis antar kota atau kereta api, naik pesawat sama lumrahnya dengan naik angkot. Mungkin masih ada calon penumpang yang takut ketinggian, tapi persoalan itu tidak lagi masuk kategori pertimbangan. Bersamaan dengan itu peranan pramugari ikut berubah, berikut pola perekrutannya. Syarat kemampuan medis telah dibuang jauh-jauh, simbol kenyamanan pun tak diperlukan lagi.
Hanya saja seiring dengan makin berkembang dan majunya profesi itu, masih saja ada satu-dua yang lupa bahwa pekerjaan pramugari sedari awal ialah untuk menjadi sahabat para penumpang, pendamping dan penolong yang menenteramkan. Bukan menjadi partner perjalanan yang menyebalkan, seperti ada komplain yang tiap kali dikeluhkan melalui surat pembaca di koran.
Semoga dengan membaca ulang cerita tentang kisah nyata Ellen Church yang merupakan pramugari pesawat yang pertama sepanjang sejarah dapat mengingatkan para pramugari di armada penerbangan kita untuk memberikan pelayanan lebih baik.
Sumber


Blog, Updated at: 08.38

Update

    Sering Dibaca