Pengertian Metamorfosis Lalat
Lalat merupakan salah satu hewan yang merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Diptera (kata yang berasal dari Yunani di berarti dua dan petra yang berarti sayap).
Perbedaan antara lalat dan ordo serangga lain yang paling jelas kelihatannya adalah lalat memiliki sepasang sayap terbang dan sepasang halter yang berasal dari sayap belakang, pada metatoraks.
Seperti yang kita tahu bawa lalat merupakan serangga pembawa bibit penyakit. Hal itu disebabkan lalat suka hinggap di tempat kotor kemudian menghinggapi makanan.
Lalat mengalami metamorfosis sempurna, artinya lalat mengalami 4 fase yaitu fase telur, fase larva, fase pupa, dan imago (alat dewasa).
Pola Hidup Lalat
1. Tempat Perindukan atau Berbiak
Tempat yang disenangi lalat adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan yang busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif.
2. Jarak Terbang
Jarak terbang sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia, rata- rata 6-9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19-20 km dari tempat berbiak atau 7- 12 mil dari tempat perkembangbiakannya. Selain itu ia mampu terbang 4 mil/jam.
3. Kebiasaan Makan
Lalat memakan makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari, seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Bentuk makanannya cair atau makanan yang basah, sedang makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dulu, baru diisap.
4. Tempat Istirahat
Dalam memilih tempat istirahat (resting place), lalat lebih menyukai tempat yang tidak berangin, tetapi sejuk, dan kalau malam hari sering hinggap di semak-semak di luar tempat tinggal.
5. Lama Hidup
Pada musim panas, usia lalat berkisar antara 2-4 minggu, sedang pada musim dingin bisa mencapai 70 hari. Tanpa air lalat tidak dapat hidup lebih dari 46 jam. Sehingga lama hidup lalat pada umumnya berkisar antara 2-70 hari.
6. Temperatur dan Kelembaban
Lalat mulai terbang pada temperatur 150C dan aktifitas optimumnya pada temperatur 210C. Pada temperatur di bawah 7,50C tidak aktif dan di atas 450C terjadi kematian pada lalat. Sedangkan Kelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat.
7. Sinar
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik, yaitu menyukai sinar. Pada malam hari tidak aktif, namun bisa aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban.
Proses Tahapan Metamorfosis Lalat
1. Tahapan Telur
Fase pertama dalam proses metamorfosis lalat diawali dari stadium telur. Telur dihasilkan oleh lalat betina setelah sel telurnya terbuahi oleh spermatozoa lalat jantan.
Telur lalat biasanya diletakan secara berkelompok oleh induk betina di tempat-tempat yang kotor, seperti tempat tempat yang banyak sampah, bangkai, bahkan kotoran manusia.
Ada alasan mengapa lalat meletakan telur di tempat tempat yang seperti disebutkan tadi karena tempat-tempat yang kotor tersebut biasanya mengandung banyak protein yang menjadi makanan larva lalat saat telur menetas nantinya.
Tempat yang kotor dianggap menjadi tempat yang aman bagi induk lalat untuk meletakan telur karena jauh dari jangkauan para predator.
Bentuk telur lalat lonjong bulat dan berwarna putih dengan ukuran sekitar 1 sd 2 mm. Dalam prosesnya, telur biasanya akan menetas dalam waktu 1 hari hingga akhirnya berubah menjadi larva. Fase ini dinamakan sebagai periode embrionik.
2. Tahapan Larva
Fase kedua setelah telur menetas adalah menjadi larva. Larva yang juga disebut sebagai belatung ini tak berhenti makan untuk menyiapkan dirinya masuk pada metamorfosis selanjutnya yakni memasuki periode post embrionik.
Post embrionik merupakan periode setelah lalat berubah menjadi larva. Dalam tahapan ini, larva terbagi menjadi 3 jenis, yaitu larva instar I, larva instar II, dan larva instar III.
Pembagian jenis larva ini berdasarkan pada pergantian kulit yang terjadi sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 7 hingga 10 hari. Bentuk larva ini sangat menjijikkan karena ia memakan banyak kotoran.
Seiring pergantian kulit atau molting, tubuh larva akan semakin mengeras dan membesar. Periode larva ini terbilang sangat cepat, hanya diperlukan waktu 2 hari saja untuk melaluinya.
Setelah masa instar selesai atau pada periode pergantian kulit yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat berlindung. Inilah yang menjadi tanda bahwa metamorfosis lalat telah sampai pada tahapan selanjutnya yakni fase pupa atau kepompong.
3. Tahapan Pupa
Setelah periode instar yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat perlindungan untuk bertapa dan menjalani fase pupa. Tempat yang dipilih biasanya adalah tempat yang gelap dan terlindung dari sinar matahari langsung.
Struktur tubuh larva akan berubah menyerupai kokon dengan warna coklat dan tekstur yang keras. Larva mulai memasuki periode pupa dan terus tumbuh membelah selama 1 minggu.
Pada hari ke 3 hingga hari ke 6 pupa akan mulai membentuk sepasang sayap, hingga akhirnya ia keluar dari selubungnya untuk terbang sebagai lalat dewasa.
4. Tahapan Imago (Lalat Dewasa)
Setelah melalui fase pupa, proses metamorfosis yang terakhir pada lalat adalah imago. Lalat dewasa yang berhasil keluar dari selubung kokon/pupa akan mulai terbang kesana kemari untuk mencari makan.
Makanannya biasanya adalah zat zat organik yang membusuk dan biasanya mengeluarkan bau tidak sedap. Pada fase imago panjang umur lalat hanya sekitar 21 hari saja.
Meskipun begitu, ketika lalat imago betina ini berhasil dibuahi, Ia akan bertelur dan menghasilkan kurang lebih 900 butir telur selama hidupnya. Dalam peletakan telur inilah yang akan menjadi suatu awal proses metamorfosis pada lalat.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.