Pengertian Metamorfosis Capung
Metamorfosis yang terjadi pada capung juga sama dengan jangkrik yaitu metamorfosis tidak sempurna. Capung adalah kelompok serangga yang termasuk kedalam bangsa Odonata.
Odonata merupakan salah satu ordo pada serangga yang sejak awal berbeda dalam penentuannya dari ordo serangga lain. Jika orde serangga lain di golongkan berdasarkan pada sayapnya, berbeda dengan odonata yang digolongkan berdasarkan giginya.
Kepala capung umumnya dipenuhi oleh dua mata besar capung serta bagian wajah lainnya. Thorax atau dada capung tidak dapat dilipat karena pada sisinya terdapat 4 sayap yang panjang. Sedangkan untuk perutnya cenderung abdomen atau memiliki 10 segmen.
Sayap capung bentuknya khas yaitu lonjong atau memanjang dan tembus pandang, kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru, atau merah.
Proses Metamorfosis Capung
1. Tahapan Telur
Sebelum masuk tahapan ini, umumnya capung beterbangan di udara untuk melakukan perkawinan. Proses tersebut berlangsung cukup panjang hingga akhirnya capung betina berhasil bertelur. Ketika mengeluarkan telur, induk akan mencari tempat khusus untuk meletakkan telurnya.
Biasanya, mereka akan menempelkan telur-telurnya di batas permukaan tanaman yang dekat air. Tanaman yang dipilih pun tidak asal. Biasanya si induk akan mencari tempat yang bersih dari polusi.
Ia juga akan memastikan bahwa ada banyak mikroorganisme di dalam air yang dapat dimakan oleh larva Capung. Dalam sekali bertelur, induk Capung bisa mengeluarkan sekitar 100.000 butir telur.
Bagi yang belum tahu bagaimana bentuk dan kondisi telur capung berikut penjelasannya. Secara umum telur capung diselimuti dengan lendir yang mana akan terasa licin saat dipegang.
Selain itu telur capung ini akan menetas dalam waktu dua sampai tujuh hari yang tergantung dengan kondisi iklim tempat telur berada. Jika cuaca atau iklimnya dingin maka butuh waktu lebih lama untuk telur capung menetas.
2. Tahapan Larva Capung
Selanjutnya apabila telur-telur tersebut telah menetas,maka larva capung akan hidup dan berkembang di dasar air. Yang mana Larva capung bernafas di air dengan bantuan insang internal.
Dalam hal ini walaupun ia merupakan suatu hewan air, namun di dalam fase ini larva capung masih bisa hidup jika dipindahkan ke darat berjam-jam lamanya.
Kemudian selama berlangsungnya fase ini, maka larva capung akan berganti kulit setiap kali sampai mereka mengalami metamorfosis menjadi nimfa.
3. Tahapan Nimfa
Setelah telur capung menetas, nimfa keluar dari cangkang telur untuk kemudian masuk ke dalam dasar perairan yang dangkal. Nimfa capung tergolong karnivora yang sangat ganas.
Ia memakan semua mikroorganisme perairan seperti ganggang, berudu (larva katak), anak ikan, dan mempredasi temannya sendiri. Untuk bertahan hidup di air, nimfa capung bernapas dengan insang yang terdapat di ujung perutnya.
Di dalam perairan, nimfa terus tumbuh dan berkembang. Ia mengalami 8 sd 12 ganti kulit (ekdisis) dengan tiap tahapan yang disebut instar.
Dalam proses metamorfosis capung, stadium nimfa adalah stadium yang menghabiskan waktu paling banyak. Stadium nimfa bisa menghabiskan waktu antara 4 minggu sd 4 tahun. Lamanya stadium nimfa sangat dipengaruhi oleh spesies dan lingkungan tempat hidupnya.
4. Tahapan Imago (Capung Dewasa)
Setelah melewati fase nimfa yang panjang, metamorfosis capung dilanjutkan dengan stadium imago. Nimfa capung yang sebelumnya berada di dasar perairan secara perlahan akan merayap keluar melalui ranting dedaunan tumbuhan air.
Imago keluar dengan melepaskan kulit terakhirnya dari nimfa yang disebut exuvia. Pada fase peralihan dari nimfa ke imago ini, kondisi capung sangat lemah. Ia sangat rawan dimangsa oleh para aves, pisces, dan hewan insektivora lainnya.
Awal fase imago, capung sudah memiliki 2 pasang sayap, toraks, dan abdomen sama seperti capung dewasa. Hanya saja tubuhnya masih sangat lunak. Ia sudah dapat terbang dan mencari mangsa kesana kemari. Ia akan tumbuh menjadi capung dewasa dan menghabiskan usianya yang hanya berlangsung selama 2 sd 4 bulan.
Ia akan kembali bereproduksi, kawin dengan pasangannya dan kembali meletakan telur-telur capung baru di dedaunan untuk melanjutkan proses metorfosis selanjutnya.
Manfaat Capung bagi Manusia
- Nimfa capung memakan berbagai jenis binatang air termasuk jentik-jentik nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit malaria dan demam berdarah.
- Capung dapat dimanfaatkan untuk memantau kualitas air di sekitar lingkungan hidup kita, karena nimfa capung tidak akan dapat hidup di air yang sudah tercemar atau di perairan yang tidak ada tumbuhannya.
- Perubahan populasi capung juga dapat menandai tahap awal adanya pencemaran air, disamping tanda lainnya berupa kekeruhan air.
emoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.