Jaringan Operasi Airline

Posted by


Jaringan Operasi Airlines terdiri dari :
Pola jaringan linier (linear systems)
Yaitu pola jaringan yang menghubungkan titik-titik (kota) secara linier seperti trayek bis antar kota atau kereta api.
Pola jaringan grid (point-to-point/direct traffic network)
Yaitu pola jaringan dimana setiap titik dihubungkan dengan rute langsung (direct route) satu sama lain (seperti rute angutan kota).
 
Pola jaringan hub-dan-spoke (hub-and-spoke systems).
Yaitu pola jaringan dimana dipilih suatu titik (bandar udara atau kota) yang berperan sebagai poros (hub) dan terdapat banyak rute (spoke) yang menghubungkan titik sumbu tadi dengan titik-titik (kota-kota) lain sebagai spoke di sekelilingnya.

Jaringan Grid
Keuntungan :
  • Lebih atraktif bagi penumpang local traffic dibandingkan dengan connecting traffic yang harus berganti nomor penerbangan (pesawat). Dengan demikian yield yang dihasilkan direct traffic
  • lebih tinggi dibandingkan dengan connecting traffic.
  • Lebih fleksibel karena airlines dapat memilih kota-kota dengan permintaan pasar (market demand) yang tinggi.
  • Biaya operasi menjadi lebih efisien dalam melayani rute (karena tidak ada persinggahan).
  • Kendala yang dihadapi dari kompleksitas proses direct traffic lebih sedikit dibandingkan connecting traffic yang harus berganti nomor penerbangan (pesawat udara).
  • Kerugian :
  • Tingkat kompetisi dengan airlines lain untuk menarik local traffic sangat tinggi.
  • Jumlah pasangan O-D yang dilayani lebih sedikit dibandingkan pola hub-and-spoke karena keterbatasan armada dan sumber daya lain. Dengan demikian, airlines harus memilih pasangan-pasangan O-D tertentu sesuai dengan kemampuan dari seluruh pasangan O-D yang potensial dalam pasar.
  • Memiliki dampak yang besar terhadap tempat-tempat yang pasarnya lemah.
Jaringan Hub-dan-Spokes
Keuntungan :
  • Airlines dapat memaksimalkan jumlah kemungkinan penerbangannya.
  • Airlines dapat memasuki tempat-tempat yang segmen pasarnya lebih kecil.
  • Penumpang dengan tujuan yang sama tetapi yang berbeda asal keberangkatan dapat dikumpulkan di suatu hub dan diterbangkan dengan satu pesawat ke tujuan tersebut.
  • Tambahan connecting traffic à meningkatkan load factor.
  • Memungkinkan airlines menggunakan pesawat yang lebih besar akibat penambahan load factor.
Kerugian
  • Memberikan pengaruh besar pada biaya operasi airlines (higher unit cost)
          a) handling penumpang lebih banyak dibanding direct traffic.
          b) kenaikan pada landing charges, fuel serta cycle pesawat.
  • Waktu perjalanan lebih lama à bagi sebagian penumpang memberikan tekanan psikologis.
  • Konsentrasi aktivitas di hub dalam waktu singkat menimbulkan beban lebih besar bagi petugas dan fasilitas di bandara.
  • Waktu tunggu menjadi penilaian penumpang akan kualitas transfer airlines dan bandara hub (low minimum connecting time, MCT).
  • Airlines dan bandara mengejar ketepatan waktu (punctuality), jika terjadi keterlambatan maka akan berefek kepada penerbangan berikutnya.
Pertambahan City Pair akibat Penerapan Hubbing
 
Hourglass Hub and Hinterland Hub
 
Hourglass Hub
Penerbangan beroperasi dari satu wilayah (geografis) ke wilayah lain yang berlawanan melalui hub, seperti dari wilayah barat ke timur atau sebaliknya. Menghubungkan dua arah, outbound dan return dan biasanya menggunakan pesawat terbang yang sama.
Contoh: Singapura yang menjadi sumbu Eropa dan Australia.
 
Hinterland Hub
  • Penerbangan jarak pendek dari kota-kota sekitar hub menjadi feeder untuk penerbangan jauh.
Penumpang tersebar ke berbagai arah (multidirectional), dari dan ke catchment area di sekeliling hub (hub menjadi central point), biasanya menggunakan pesawat yang berbeda.
Contoh: Airport di Amsterdam menjadi titik pertemuan penerbangan-penerbangan jarak jauh dan pendek.
 
Manajemen Jaringan
Tahapan:
  • Network development berupa strategi, pasar, partners, dan fleet planning
  • Netwrok Planning berupa hubs
  • Schedule Management
  • Pricing
  • Revenue Management
  • Controlling
Tahapan berjalan jika data, analisis, riset dan sistem informasi berjalan dengan baik dan materi dibatasi pada network development karena luasnya cakupan.
Network Strategy:
  • Analisis pasar berupa perkiraan O/D traffic.
  • Analisis route network berupa tipe routing, konsep route network, frekuensi dan jadwal.
  • Analisis pesawat udara beruapa pemilihan pesawat untuk sektor tertentu sesuai actual demand.
  • Analisis kompetisi/persaingan untuk membandingkan route network, frekuensi dan jadwal dengan airlines pesaing untuk network yang sama.
  • Analisis ekonomi berupa dampak profitability dari strategi network yang dirancang.
 
Analisa Pasar
Peninjauan ulang secara periodik terhadap perkembangan arus penumpang vs prediksi makro.
  • Kemungkinan asumsi awal berubah akibat inflasi, tingkat suku bunga, pengangguran, kurs mata uang).
  • Antisipasi terhadap munculnya faktor baru (deregulasi, pelayanan baru, tersedianya data pasar yang terbaru à butuh kalibrasi model).
  • Analisis mikro utuk analisis potensial pertumbuhan pasar.
  • Prediksi market share airlines Market share dipengaruhi oleh kualitas supply. Kualitas supply ditentukan oleh :
  • Frekuensi pelayanan.
  • Jumlah persinggahan.
  • Waktu keberangkatan dan kedatangan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
 
Analisa Rute
Dua tipe rute :
  1. Direct routing (non stop vs one/multi stop)
Pola rute penerbangan dengan nomer penerbangan yang sama, dalam penerbangannya singgah di suatu tempat (one stop) atau banyak tempat (multi stop). Contoh: Garuda menerbangkan rute Jakarta-Singapura-Frankfurt dengan one stop di Singapura.
  1. Indirect routing (connections)
Pola rute penerbangan menggunakan nomer penerbangan tertentu namun memiliki sambunagn di persinggahan.
  • Online connection, jika perjalanan dilanjutkan oleh airlines yang sama.
  • Interline connection, jika perjalanan dilanjutkan oleh airlines yang berbeda.
  • Kelemahan banyak persinggahan
  • Alokasi kapasitas menjadi kompleks à banyak O/D market yang terdapat di dalamnya.
  • O/D market yang terletak di kedua ujung dari rute multi stop, produk menjadi kurang atraktif.
  • Total biaya operasi menjadi sangat tinggi à landing charges, fuel dan cycle.
  • Frekuensi Penerbangan
Harus diperhatikan frekuensi pelayanan O/D dan bukan frekuensi rute. Sebagai contoh pelayanan O/D JKT-MDO dilayani 5 x seminggu
  • JKT-UPG-MDO        1 x seminggu
  • JKT-SBU-MDO        2 x seminggu
  • JKT-SBU-UPG-MDO    2 x seminggu
Bila rute JKT-SBU-UPG-MDO ditutup maka pelayanan O/D JKT-MDO   5 x seminggu tidak berkurang dengan menambah 1 rute pada JKT-UPG-MDO dan JKT-SBU-UPG-MDO. Penambahan O/D maupun rute tertentu dapat dilakukan bila demand lokal yang ada sangat kuat dan untuk kepentingan persaingan.
 
Jadwal Penerbangan
Faktor utama menentukan pilihan calon penumpang terhadap airlines. Jadwal penerbangan harus feasible (dapat dilaksanakan) dan marketable (convenience) atau memungkinkan penumpang untuk menyambung penerbangannya (connecting possibilities).
 
Analisa Pesawat Terbang
Merupakan proses yang membutuhkan banyak pertimbangan:
  • Aspek komersial.
  • Aspek operasi.
  • Aspek keuangan/finansial.
  • Aspek maintenance dan engineering.
Parameter output prestasi terbang yang umum dipertimbangkan:
  • Berat take off yang diperbolehkan di bandara (MTOW).
  • Payload yang mampu diangkut.
  • Jarak terbang pesawat (distance).
  • Bahan bakar yang digunakan (block fuel).
  • Waktu terbang.
Selanjutnya dikombinasikan dengan: desain interior dan flight deck, kontur kebisingan, kemampuan ketinggian, usaha pengembangan program, dan pelayanan konsumen.
 
Analisa Komparatif dan Kompetitif
Dengan melihat pola kompetitor, diharapkan airlines dapat merancang strategi sendiri untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Prinsipnya, strategi berorientasi pada kebutuhan penumpang akan penerbangan yang beroperasi pada kota tujuan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan harga yang dapat diterima dan spesifikasi yang tepat.
Hal yang perlu dicermati dalam peningkatan market share:
  • Kualitas rute : paling baik non stop rute.
  • Frekuensi layanan O/D per minggu.
  • Kualitas jadwal (jadwal yang sesuai dengan kebutuhan serta menawarkan kemungkinan untuk menyambungkan penerbangan).
Salah satu upaya mengurangi kompetisi adalah dengan melakukan kerjasama dengan cara aliansi antar airlines. SQ memiliki penerbangan one stop dari Eropa ke Indonesia melalui Singapura sebagai hub-nya. Penerbangan one-stop dari Frankfrut, Paris, London dan Amsterdam tiba di Singapura pukul 06.50 dan 08.15. Berdasarkan minimum connecting time 60 menit di Changi, penerbangan sambungan (connecting flight) yang mungkin ke Indonesia adalah:
  • Dalam window 1:35 penerbangan dari FRA, PAR, AMS yang tiba di SIN pukul 06.55 connect dengan penerbangan ke Jakarta yang berangkat pukul 08.30 dengan frekuensi 7 x seminggu.
  • Dalam window 2:25 penerbangan dari FRA, PAR dan AMS yang tiba di SIN pukul 06.55 connect dengan penerbangan ke Jakarta, Medan dan Denpasar dengan keberangkatan terakhir pukul 09.20.
  • Penerbangan kedua SQ dari LON tiba di Sin pukul 18.15 dan connect dengan penerbangannya ke Jakarta yang berangkat pukul 20.00 dan tiba di Jakarta pukul 20.30.
Dengan tiba di SIN pagi hari, penumpang bisnis (high yield traffic) dapat segera melakukan kegiatannya sebelum makan siang. Jadi SQ mampu memenuhi keinginan demand. Waktu penerbangan kedua SQ LON-SIN pada pukul 22.15 memungkinkan penumpang bsinis meninggalkan LON setelah jam bisnis. Penerbangan tersebut tiba di SIN 18.15) dan JKT (20.30, 1 stop) sehingga penumpang bisnis dapat melakukan kegiatan bisnis sehari penuh pada keesokan harinya. Jadi jadwal SQ mampu memenuhi keinginan demand. Penerbangan SQ dari Eropa berangkat siang hari. Pola tersebut bertemu dengan connecting window siang hari di bandara utama Eropa. Hal ini membuat penumpang dari kota-kota Eropa lain connect dengan penerbangan SQ dari LON, PAR, FRA dan AMS ke SIN. Artinya ada tambahan connecting traffic yang dapat meningkatkan load factor penerbangan. Dengan kata lain, jadwal SQ memiliki konektivitas yang baik.
Selain Malaysian Airlines (MH), SQ adalah perusahaan penerbangan yang menghubungkan 4 kota di Eropa dengan JKT sebanyak 7x seminggu. Jadi dapat dikatakan frekuensi penerbangan SQ banyak.
SQ berhasil mengadakan one-stop connecting yang menghubungkan LON-JKT 2x sehari. SQ juga menghubungkan PAR, FRA dan AMS ke MES (medan), dan DPS (Denpasar) setiap hari. Dengan demikian, kualitas rute SQ baik. SQ menggunakan pesawat 747-400 pada penerbangan pertama SIN-JKT. Dengan kata lain, pemilihan pesawat sesuai dengan demand yang besar. Melihat pola dan sinkronisasi jadwal penerbangan SQ setiap hari, sangat mungkin SQ telah mengambil sebagian besar penumpang Eropa-Indonesia dari Garuda.
Analisa Ekonomi
Tujuan analisis ekonomi airlines adalah menilai dampak profitabilitas dari berbagai alternatif network yang telah dirancang.
Profitabilitas adalah fungsi dari beberapa unsur utama yaitu:
  • Pendapatan operasi (operating revenue).
  • Biaya operasi (operating cost).
  • Non operating income/expense, interest, taxes, net income.
Organisasi Operasi Airlines
5 tugas utama Vice-President Operations :
  1. Menerbitkan jadwal lengkap dengan tingkat keandalan dan kinerja yang tinggi dengan biaya yang rendah.
  2. Menjaga kinerja tingkat keselamatan yang tinggi dengan biaya yang reasonable.
  3. Menjaga semua ground dan air equipment guna memenuhi jadwal penerbangan secara efektif, dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  4. Memonitor kinerja yang ada untuk memenuhi regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
  5. Mengatur semua departemen yang terkait untuk beroperasi dengan biaya yang efektif.
Pengoperasian Airlines
Berhubungan dengan tanggung jawab mengangkut penumpang (dan/atau kargo) antara titik-titik asal dan tujuan (O & D).
Dalam prosesnya meliputi tiga fungsi yaitu :
  1. Intakes: pendapatan dari penumpang yang datang ke counter tiket untuk check-in dan boarding ke pesawat (Ground Operations).
  2. Conversion: membawa penumpang berdasarkan waktu keberangkatannya (Ground and Flight Operations) menuju tempat tujuan (Flight Operations) serta mendaratkan pesawat di tempat tujuan (Flight and Ground Operations).
  3. Outputs: ketika penumpang meninggalkan pesawat dan area klaim bagasi (Ground Operations).
Dalam airlines, operasi berada pada sisi penyediaan. Operasi tidak menghasilkan pendapatan (revenue) kecuali bila sebagai bagian penjualan layanan. Pada awal sejarah penerbangan dunia, keberhasilan airlines didorong oleh pola operasinya, karena:
  • Pengiriman surat sangat mendominasi.
  • Airlines dioperasikan secara alamiah.
  • Fasilitas dan peralatan sangat konvensional.
  • Belum ada regulasi yang jelas.
Dekade kedua (1930-an)
  • Mulai dikembangkan pesawat modern.
  • Mulai dikembangkan peraturan operasi penerbangan.
  • Rute penerbangan berkembang.
  • Marketing dan tingkat keuntungan mulai memainkan peran
Perang dunia Teknologi baru pada pesawat udara mulai berkembang pesat, saat itu untuk keperluan logistik perang, muncul pesawat yang mampu terbang jarak jauh dan membawa beban besar dimana dikembangkan optimasi operasi berkaitan dengan permintaan misi penerbangan.
Setelah perang dunia, terdapat empat gelombang pertumbuhan operasi penerbangan:
Gelombang pertama (1940-1950)
  • Surplus pesawat transport.
  • Penerbangan jarak jauh mulai dikenalkan.
Gelombang kedua (1960)
Pesawat jet mengalami  beberapa masalah pada operasinya (biaya tinggi dan pengembangan teknik efisiensi operasi).
Gelombang ketiga (1970)
  • Pesawat berbadan lebar mulai dikenalkan.
  • Harga bahan bakar melambung tinggi.
  • ATC struck.
  • Deregulasi mulai diberlakuakan di US.
Gelombang keempat (1980)
  • Efek deregulasi mulai terasa.
  • Kurang lebih 200 low-cost airlines berkompetisi.
Gelombang kelima (1990)
  • Kemampuan bisnis menjadi sangat dominan.
  • Penentuan harga dan yield management menjadi hal yang penting dalam hal keberhasilan.
  • Pesawat dan spesialisasi pasar mulai mengambil alih.
Kesimpulan
Flight operations
  • Menjadi departemen yang paling penting.
  • 80% biaya yang dikeluarkan dari operasi penerbangan kru, fuel, peralatan.
Ground operation
Dukungan dari ground untuk airlines termasuk semua kegiatan yang termasuk intake, conversion dan output
Maintenance & Engineering
  • Sistem pendukung utama dalam operasi.
  • Menjaga semua peralatan bisa beroperasi.
  • Penundaan akan memakan biaya yang besar dan departemen ini memegang peranan penting dalam skenario airlines.
Tanpa marketing, tidak akan ada pendapatan dan tidak ada penumpang yang akan naik, dan jika tidak ada operasi, maka tidak ada sebuah produk penerbangan yang dapat dijual.

dari berbagai sumber.


Blog, Updated at: 10.06

Update

    Sering Dibaca