Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yakni “Greek”. Meta (diantara, sekitar, setelah), morphe (bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis adalah suatu perubahan bentuk selama perkembangan postembrionik. Hewan yang mengalami suatu metamorphosis cukup banyak, diantaranya adalah Katak, Kupu-kupu dan Serangga.
Metamorfosis secara sederhana ialah sebagai proses biologis yang menandai perkembangan pada hewan dimana suatu proses tersebut melibatkan perubahan penampilan secara fisik maupun struktur organ setelah fase kelahiran ataupun penetasan. Perubahan yang terlihat pada sebuah proses metamorphosis hewan disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel juga differensiasi sel tersebut dengan cara yang radikal dan dinamik.
Metamorfosis Menurut Wikipedia :
Metamorfosis merupakan suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan suatu perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal sangat berbeda.
Metamorfosis umumnya terjadi pada fase yang sangat berbeda, seperti dimulai dari telur, larva atau nimfa, terkadang juga sering melewati fase pupa dan berakhir menjadi imago atau dewasa. Apakah artilarva, nimfa, pupa dan imago itu ? Berikut di bawah ini penjelasannya yaitu :
- Larva adalah suatu bentuk hewan muda yang berkembang melalui metamorfosis. Fase larva sering juga terjadi pada metamorfosis serangga dan amfibia, bentuk larva akan berbeda ketika sudah berubah bentuk menjadi dewasa. Misalnya seperti yang terjadi pada ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Larva ini memiliki organ khusus yang tidak dimiliki saat bentuk dewasa dan juga larva tidak akan memiliki pada organ tubuh tertentu ketika sudah menjadi dewasa.
- Nimfa adalah hewan muda mirip dengan hewan yang sudah tumbuh dewasa, akan tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan terdapat beberapa bagian organ tubuh yang belum tumbuh. Biasanya nimfa pada metamorfosis akan mengalami peristiwa yang disebut juga dengan Molting atau pergantian kulit dan setiap setelah mengalami Molting hewan tersebut akan lebih kelihatan mirip dengan hewan yang sudah dewasa.
- Pupa adalah suatu tahapan dimana jaringan larva mengalami pembelahan dan deferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva dan nantinya akan menjadi suatu organ tubuh. Pupa bisa disebut juga tahap kepong-pong pada metamorfosis dan setelah itu melewati tahap pupa hewan akan menjadi imago atau hewan dewasa. Tahap pupa hanya bisa didapat pada hewan atau serangga yang hanya mengalami metamorfosisi sempurna mislnya seperti pada kupu-kupu.
Jenis Metamorfosis
Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami suatu proses metamorfosis, yang biasanya (tapi tidak selalu) disertai suatu perubahan habitat atau kelakuan. Ada dua macam metamorphosis utama pada serangga yaitu hemimetabolisme dan holometabolisme.
Jenis-jenis metamorfosis umunya terbagi menjadi 2 diantaranya :
1. Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Metamorphosis sempurna adalah Holometabolisme. Pada holometabolisme, larva ini sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang hanya melakukan holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa. Jadi Metamorfosis sempurna merupakan suatu metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna yaitu terjadi pada katak,nyamuk dan kupu-kupu.
Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada metaorfosis sempurna diantaranya ialah :
- Fase Telur. Hewan betina akan meletakkan telur- telurnya di tempat yang sesuai dengan kebutuhan pada perkembangan calon anaknya. Misalnya seperti pada kupu- kupu yang meletakkan telur- telurnya pada permukaan daun hal ini karena larva atau hewan muda ialah pemakan tumbuhan. Pada fase telur ini, embrio hasil fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus menerus mengalami pembelahan, membentuk organ-organ, sampai pada waktu tertentu tergantung pada jenis spesiesnya. Telur- telur nyamuk ini memiliki struktur yang ringan dan rapat seperti sebuah rakit. Induk- induk nyamuk juga meletakkan telur- telurnya di permukaan air yang tenang. Hal ini karena larva nyamuk akan harus menghabiskan kehidupannya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan pada telur-telur ini akan menetas menjadi larva atau hewan muda.
- Fase Larva. Pada fase ini larva atau hewan muda juga sangat aktif makan. Induk betina akan meletakkan telur-telur ditempat yang sesuai dengan makanannya. Ulat, larva dari kupu- kupu mampu menghabiskan dedaunan dimana ia berada atau hinggap. Larva hewan yang sudah memiliki eksoskleton (rangka luar), seperti pada serangga akan mengalami pergantian kulit atau eksdisis atau molting. Hal ini juga karena ukuran tubuhnya makin membesar sehingga dibutuhkan suatu eksoskleton yang baru untuk ukuran tubuhnya yang membesar. Pergantian kulit ini dapat terjadi sampai beberapa kali dan pada waktu yang ditentukan larva akan berhenti makan dan memasuki fase berikutnya, yakni menjadi pupa. Perubahan ini dapat dikontrol oleh hormonal di dalam tubuh larva.
- Fase Pupa. Pupa atau kepompom adalah fase transisi. Tubuh kepompom dilindungi dengan rangka luar yang keras disebut juga dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar serangga berada di dalam kondisi inaktif (makan). Di balik kokon, tubuh pupa sangat lebih aktif melakukan metabolisme pembentukan organ—organ dan bentuk hewan dewasanya. Kebutuhan akan energi yang diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam tubuh larva. (pada fase larva sangat lebih aktif makan, dan sebagian makanannya akan disimpan untuk fase pupa). Fase pupa memakan waktu yang sangat bervariasi.
- Fase Imago (Dewasa). Sampai waktu yang telah ditentukan, pupa akan keluar dari cangkangnya menjadi hewan dewasa (imago) dengan bentuk yang sangatlah berbeda. Pada fase ini, imago memiliki cara makan dan habitat yang akan berbeda dengan larvanya. Fase imago ini merupakan fase reproduksi dimana, hewan dewasa yang akan saling mengadakan perkawinan (jantan dan betina), yang akan membentuk ratusan telur- telur, dan akan mengulangi sikusnya.
2. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetobola)
Metamorphosis tidak sempurna adalah Hemimetabolisme. Fase spesies yang belum dewasa pada metamorphosis biasanya disebut dengan larva. Tapi pada metamorphosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya saja fase pertama yang disebut larva dan terkadang memiliki nama yang berbeda. Pada hemimetabolisme, perkembangan larva akan berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Jadi Metamorfosis tidak sempurna ini merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yakni dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya juga metamorphosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik.
Tahapan- tahapan pada hemimetabola yaitu:
- TELUR. Seperti pada umumnya seekor serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang sesuai dan aman untuk perkembangan embrio. Embrio- embrio yang dilindungi dengan struktur telur yang bercangkang zar kiitin. Sampai pada waktu yang telah ditentukan, telur akan menetas menjadi nimfa.
- NIMFA. Berbeda dengan kelompok holometabola, hemimetabola langsung memiliki beberapa bentuk hewan yang sesungguhnya, nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk kematangan organ reproduksi nya. Nimfa juga akan mengalami eksdisis untuk mengganti kerangka luar tubuhnya akibat pertumbuhan yang akan membuat ukuran tubuhnya makin membesar.
- IMAGO. Imago juga memiliki kematangan reproduksi dan siap untuk melakukan perkawinan. Siklus ini akan kembali terulang.
Metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Ametabola
Ametabola ialah suatu golongan serangga yang tidak mengalami metamorfosis, misalnya kutu buku. Setelah telur menetas, serangga akan menjadi hewan kecil kemudian berkembang menjadi dewasa yang tidak mengalami perubahan bentuk hanya terjadi perubahan ukuran.
2. Hemimetabola
Hemimetabola ialah suatu kelompok serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, misalnya belalang, laron, dan capung. Serangga ini juga hanya mengalami tiga tahap perkembangan yaitu telur, larva (nimpa), dan imago, jadi tidak melalui pupa (kepompong).
3. Holometabola
Holometabola ialah suatu kelompok serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, misalnya kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Serangga ini akan mengalami empat tahap perkembangan yaitu telur, larva, pupa (kepompong), dan imago.
Contoh Metamorfosis
1. Contoh Metamorfosis Sempurna :
Keterangan :
Telur akan menetas menjadi larva. Larva ini tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga belum ada. Ketika berupa larva, serangga ini sangat aktif makan. Larva kemudian akan mengalami perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada juga yang lebih dulu membuat pelindung nya dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus, sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.
Tempat perlindungan disekeliling pupa disebut juga kepompong atau kokon. Pada tahap ini pupa, serangga tidak aktif makan, walaupun suatu proses metabolisme tetap berlangsung. Setelah melewati tahap ini pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).
2. Contoh Metamorfosi Tidak Sempurna :
Keterangan :
Telur akan menetas menjadi belalang muda atau dapat disebut juga dengan nimfa. Lalu nimfa akan terus tumbuh dan bagian pada belalang yang belum akan mengalami pertumbuhan misalnya seperti sayap akan tumbuh sehingga menjadi imago atau belalang dewasa, atau singkatnya seperti Telur>Nimfa>Belalang dewasa.
Semua makhluk hidup juga mempunyai ciri-ciri tumbuh dan berkembang. Tumbuh adalah bertambahnya ukuran tubuhnya, baik panjang atau tinggi maupun beratnya.
Makhluk hidup yang akan mengalami pertumbuhan ukuran tubuhnya tidak bisa kembali ke ukuran semula. Jadi, pertumbuhan ini bersifat irreversible. Perkembangan makhluk hidup merupakan suatu proses menuju kedewasaan atau kematangan seluruh organ tubuh.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi kita semua. Terima kasih.