TIPs PERAWATAN Mobil
Pada dasarnya, mesin modern yang terawat baik hanya membutuhkan pemanasan
di tempat dalam waktu yang sangat singkat. Waktu pemanasan di tempat hanya
berkisar 10 detik saja pada suhu udara diatas 20 derajat Celcius. Jika suhu udara
dibawah itu, waktu pemanasan di tempat boleh ditambah sekitar 10 detik.
Pemanasan mesin sekitar 2 s/d 3 menit hanya dibutuhkan jika suhu udara membeku
alias menyentuh 0 derajat Celcius atau dibawah itu.
Pemanasan di tempat secara berlama-lama memiliki dampak negatif yang jauh lebih
banyak dibandingkan dampak positifnya:
1. Mencemari lingkungan rumah sendiri;
2. Membuang-buang bensin percuma;
3. Mesin membutuhkan campuran udara dan bensin (Air Fuel Ratio atau A/F Ratio)
yang kaya (rich) pada putaran stasioner/ idle. Campuran ideal 14,7:1 atau yang
dikenal dengan lambda = 1 sangat sulit dicapai pada kondisi putaran stasioner/idle.
Akibatnya jelas, campuran yang kaya akan meng-akselerasi pembentukan kerak
karbon di katup masuk dan ruang bakar mesin kesayangan Anda!
B. CARA MENGHIDUPKAN DAN MEMANASKAN MESIN EFI (Electronic Fuel
Injection) YANG BENAR :
1. Hidupkan mesin dengan pedal gas yang tidak diinjak sedikitpun;
2. ECU (Electronic Control Unit) pada mesin EFI yang masih dingin akan
mengkompensasi putaran mesin secara otomatis, dimana ketinggian putaran mesin
tergantung pada suhu udara luar. Semakin dingin udara luar, semakin tinggi putaran
mesin. Jadi jangan menginjak pedal gas sama sekali;
3. Putaran mesin akan turun secara otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta,
biasanya putaran mesin akan turun dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup;
4. Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau
dipaksa berputar pada RPM tinggi atau pada RPM terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d
3.000 RPM cukup ideal untuk periode pemanasan mesin ini. Ya, mesin Anda masih
butuh pemanasan, namun bukan pemanasan di tempat seperti yang dilakukan
kebanyakan orang melainkan pemanasan sambil jalan!
C. CARA MENGHIDUPKAN DAN MEMANASKAN MESIN KARBURATOR YANG
BENAR :
1. Injak pedal gas sampai mentok 1 kali untuk mengaktifkan auto-choke;
2. Lepas pedal gas dan hidupkan mesin;
3. Mesin akan berputar pada putaran yang agak tinggi (tergantung pada suhu udara
luar) karena perangkat auto choke dan fast idle sedang bekerja;
4. Setelah 10 detik, jika putaran mesin masih terlalu tinggi, injak pedal gas secara
tiba-tiba sebanyak kira-kira 1/2 langkahnya untuk menon-aktifkan perangkat fast
idle;
5. Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan seperti pada mesin EFI diatas.
* Jika kendaraan masih dilengkapi perangkat manual choke, Anda harus
menariknya secara manual dan sebelum berusaha menghidupkan mesin anda
harus menginjak pedal gas sampai habis sebanyak 1 kali juga;
* Pada mesin berkarburator (terutama yang masih menggunakan manual choke),
jika suhu udara luar dingin (misalkan di pegunungan pada pagi hari), anda harus
mengocok pedal gas 2-3 kali sebelum berusaha menghidupkan mesin.
D. ITALIAN TUNE-UP
Istilah ITALIAN TUNE-UP berawal dari kebiasaan mengemudi bangsa Italia yang
terkenal temperamental dan senang ngebut. Di jalur-jalur pegunungan Italia, mereka
terkenal dengan gaya mengemudinya yang ala gerombolan kaki berat, pokoknya
bejek gas abis sampai putaran mesin/RPM mencapai batas maksimum (redline)
sebelum mengoper gigi persneling.
Berlawanan dengan persepsi ataupun mitos yang dianut sebagian besar
masyarakat, gaya menyetir ini justru memiliki beberapa dampak positif. Dampak
terbesar adalah menunda/ memperlambat pembentukan kerak karbon di katup
masuk dan ruang bakar. Mesin juga butuh olah raga rutin!
Cara melakukan Italian tune-Up yang benar:
1. Ketika mesin mencapai sekitar 2000-2500 RPM pada gigi 1, segera injak pedal
gas sampai habis;
2. Ketika putaran mesin mencapai redline, segera oper ke gigi berikutnya. Jangan
menahan putaran mesin pada baras redline, ini bukannya mengolah-ragakan mesintetapi berusaha memendekkan usia mesin;
3. Ulangi pada gigi 2 dan 3;
4. Lakukan 2-3 x setiap beberapa hari.
Pada kendaraan yang dilengkapi transmisi otomatis, tidak perlu memindahkan tuas
persneling tetapi gunakan posisi D :
* Segera setelah putaran mesin mencapai sekitar 2000 RPM pada gigi 1 segera
injak pedal gas sampai habis;
* Pengoperan secara manual tidak dianjurkan mengingat putaran mesin yang
terlampau tinggi dapat menurunkan keawetan transmisi otomatis;
* Pada tipe transmisi otomatis elektronik, gunakan mode S (sport) ketika melakukan
Italian tune-up
Peringatan sebelum melakukan Italian Tune-Up:
1. Yakinkan bahwa timing belt anda dalam kondisi baik (diganti secara berkala
setiap 50.000km);
2. Oli mesin, transmisi maupun differential (gardan) harus pada level yang cukup
dan kualitas oli yang digunakan juga harus baik;
3. Mesin tidak mengalami detonasi (ngelitik);
4. Jangan paksa mesin Anda. Jangan lakukan Italian tune-up ketika mobil
berbeban/ bermuatan penuh atau sedang berada di tanjakan yang sangat berat
E. MEMAKSA MESIN BEKERJA PADA PUTARAN RENDAH
Kebiasaan orang mengendarai mobil dengan cara LUGGING THE ENGINE alias
memaksa mesin bekerja dengan putaran rendah dibawah 2.000 RPM pada gigi 3, 4
atau bahkan 5 adalah kebiasaan yang sangat buruk karena akan mengurangi usia
pakai mesin. Getaran berlebih yang ditimbulkan mesin juga akan berdampak negatif
bagi komponen-komponen lainnya seperti komponen transmisi, as roda penggerak,
gardan, dll. Untuk pengendaraan sehari-hari, jagalah putaran mesin pada kisaran
2.000-3.500 RPM karena kisaran ini memberikan konsumsi BBM yang terhemat
serta dapat memperpanjang usia mesin.
F. ENGINE MOUNTING
Hal yang sering kita lupakan atau terlewatkan dalam perawatan dan pemeriksaanberkala adalah komponen engine mounting. Seringkali ketika engine mounting mobil
sudah lemah, kita menunda penggantiannya karena resikonya tidak pernah terpikir
atau terbayangkan. Resiko terberat akibat lemahnya/ rusaknya engine mounting
adalah jebolnya komponen transmisi otomatis Peugeot kesayangan kita! Wah,
bayangkan akibat dari melupakan komponen yang satu ini.
G. HARMONIC BALANCER
Harmonic balancer adalah nama keren dari komponen puli yang menggunakan
karet. Mobil-mobil moderen menggunakan puli yang terbungkus oleh karet. Pada
Peugeot benda ini dikenal dengan nama Crankshaft Pulley. Mengapa harus karet?
Untuk mengurangi getaran yang akan mengganggu kenyamanan mengendarai
Peugeot kesayangan kita selain juga berfungsi untuk mengawetkan usia berbagai
komponen mesin, transmisi dan bodi mobil. Usia dari crankshaft pulley pada tipe
405 STi, 605, 306 dan 406 adalah sekitar 50.000km maksimum, sedangkan pada
tipe 505 GTi usianya relatif lebih panjang yaitu sekitar 100.000km. Mintalah bengkel
anda untuk menggantinya ketika mobil kesayangan anda sudah mencapai jarak
tempuh ini, dan jangan suruh bengkel anda untuk memperbaiki/ memodifikasinya
dengan cara-cara yang kurang logis (misalnya di-las mati).
Jangan anggap remeh komponen yang satu ini, pecahnya karet crankshaft pulley
pada tipe 306 terbukti mengakibatkan kerusakan fatal yang mengharuskan
dilakukan overhaul mesin. Komponen metal pada pulley dapat menendang balik ke
arah dalam dan mengakibatkan lompatnya timing belt sehingga katup-katup mesin
akan bertumburan dengan piston mesin!
H. KOPLING PEUGEOT-KU BERAAATT...???
Keluhan pengguna Peugeot 405, 605, 306 dan 406 yang kerap kita dengar adalah
beratnya kopling mobil kesayangan kita ini. Terutama bagi kaum hawa, kenikmatan
berkendara Peugeot menjadi sirna ketika berhadapan dengan kemacetan lalu lintas.
Beberapa hal yang ditawarkan di bengkel-bengkel spesialis Peugeot:
1. Modifikasi pedal kopling dengan cara menggeser titik kait kabel kopling;
2. Modifikasi kanvas kopling (clutch plate) dan dekrup/ matahari (clutch cover)
dengan produk lain, lokal ataupun impor, rebuilt ataupun baru;
3. Modifikasi tuas kopling bagian bawah yang terletak diatas gearbox.
Ringan? Memang! Sayangnya, modifikasi ini (terutama nomer 1 dan 2 diatas) dapatmengakibatkan kopling mudah selip, usia pakai yang relatif sangat singkat dan juga
kerusakan pada syncromesh transmisi manual anda!
Apakah ada solusi yang tuntas? Jawabnya ADA! Datangilah bengkel resmi Peugeot
dan mintalah mereka mengganti kopling set lengkap (kanvas kopling, dekrup dan
druk laher) dengan produk Valeo (OEM-Original Equipment Manufacturer) yang
ringan. Produk ini disediakan oleh Astra Peugeot selaku ATPM Peugeot demi
kenyamanan para pengguna Peugeot di tanah air. Mahal? Sabar sedikit, dari
pengalaman selama 3 tahun terakhir bengkel resmi selalu mengadakan program
campaign 2 kali setahun ..Untung mobil papa Peugeot..! Pada program campaign
yang baru berakhir 31 Januari 2001 silam, harga set kopling ini Rp 1.175.000 saja...
Lebih murah dari kebanyakan sedan Jepang bukan?
Selain kopling set ringan ini, bengkel resmi juga menyediakan kabel kopling yang
menggunakan lapisan teflon. Penggantian kabel tipe ini akan lebih membawa anda
terbuai pada ringannya kopling Peugeot kesayangan anda yang tidak kalah
dibandingkan ringannya kopling mobil Jepang merek apapun.
A. PROSEDUR MELEPAS AKI PADA PEUGEOT YANG SUDAH MENGGUNAKAN
ECU DENGAN FITUR IMMOBILIZER
(Contohnya pada tipe 306 N5, 406 D8-1998-onward, 406 D9, dll)
1. Buka kaca mobil kemudian tutup pintu mobil dengan rapat;
2. Putar kunci kontak ke posisi Off, lalu putar kembali ke posisi On (mesin tidak
boleh hidup atau di-start);
3. Tunggu minimal 10 detik dalam posisi On ini;
4. Kemudian, putar kunci kebali ke posisi Off;
5. Anda punya waktu 10 menit saja untuk melepas terminal negatif aki;
6. Selalu lepaskan terminal negatif terlebih dahulu, baru disusul terminal positif;
7. Pemasangan kembali aki tidak membutuhkan prosedur khusus ini, aki boleh
dipasang kembali dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Pemasangan terminal
aki negatif harus selalu dilakukan terakhir kali.
Peringatan:
Kesalahan prosedur melepas aki akan berakibat fatal pada ECU (Electronic Control
Unit). ECU dapat TERKUNCI (Locked) dan satu-satunya solusi adalah mengganti
dengan ECU baru.
B. PROSEDUR MELEPAS ECU (Electronic Control Unit)
1. Selalu lepaskan dahulu terminal negatif aki sebelum melepaskan ECU;
2. Ketika memasang kembali ECU, aki juga harus dalam posisi terlepas terminal
negatifnya.
C. PROSEDUR MELAKUKAN JUMP STAR (Jumper aki mati/lemah)
1. Hubungkan terminal positif aki jumper ke terminal positif aki yang mati/ lemah;
2. Hubungkan terminal negatif aki jumper ke ground/ massa bodi mobil yang berakimati/ lemah, bukan ke terminal negatif aki yang mati/ lemah;
3. Mesin mobil yang digunakan sebagai jumper dalam keadaan hidup.
Peringatan:
Kesalahan prosedur jump start (menghubungkan terminal negatif aki jumper ke
terminal negatif aki yang mati/ lemah akan berakibat fatal:
1. Aki dapat meledak;
2. Pada mesin yang menggunakan sistem pengapian elektronik (igniter/ CDI) dapat
berakibat pada jebolnya modul igniter/ CDI;
3. Pada mesin EFI (Electronic Fuel Injection), dapat mengakibatkan jebolnya ECU
(Electronic Control Unit).
D. PERAWATAN MESIN SISTIM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan
cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan
oleh:
1. Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan
sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif
pada BBM Pertamina);
2. Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada
BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan
dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar;
3. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian
kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan
alarm;
4. Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound;
5. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air;
6. Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara
yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai
cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini).
Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini:
1. Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check
Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah
mesin hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda;2. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala,
segeralah hubungi mekanik anda;
3. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
4. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km
atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan
sulfur teramat tinggi;
5. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
6. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU
secara berkala;
7. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km
atau lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor;
8. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
9. Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage
regulatornya) selalu dalam kondisi prima;
10. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem
cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
11. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi
terlepas;
12. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung
(12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
13. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem
pembersih yang aman, misalnya Interject Service;
14. Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
15. Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar
dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood,
Avital, dll. Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan
pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI
yang akan mengganggu fungsi ECU;
16. Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan
bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat
mengganggu fungsi ECU.
E. MERAWAT SISTIM PENDINGINAN (COOLING SYSTEM) PEUGEOT
1. Pada dasarnya mesin-mesin mobil Eropa termasuk juga mesin mobil Peugeot
terutama pada generasi baru (dimulai dari tipe 405) memiliki suhu kerja normal
(normal operating temperature) pada kisaran 85 derajat s/d 95 derajat Celcius;
2. Mesin Peugeot overheat pada suhu 110 derajat Celcius (selama menggunakantutup radiator orisinil dan menggunakan cairan pendingin/ coolant);
3. Suhu mesin sesekali mencapai 100 derajat Celcius pada kondisi tertentu
(misalnya di tanjakan yang sangat berat dan panjang) dalam jangka waktu relatif
singkat dapat dikategorikan normal (selama menggunakan tutup radiator orisinil dan
menggunakan cairan pendingin/ coolant);
4. Segala jenis/ bentuk modifikasi untuk membuat suhu kerja mesin lebih dingin dari
suhu normal yang berkisar 85 derajat s/d 95 derajat Celcius ini senantiasa
cenderung berdampak negatif bagi performa maupun daya tahan mesin;
5. Khusus untuk tipe lawas seperti pada tipe 505, suhu kerja normal mesin sedikit
lebih rendah, yaitu pada kisaran 80 derajat s/d 90 derajat. Namun demikian,
overheat juga hanya terjadi pada suhu 110 derajat Celcius (selama menggunakan
tutup radiator orisinil dan cairan pendingin/ coolant);
6. Khusus untuk tipe yang dilengkapi dengan transmisi otomatis, suhu kerja mesin
agar dipertahankan pada kisaran maksimum 95 derajat Celcius agar menjaga
keawetan transmisi otomatis.
Oleh karenanya lakukanlah secara berkala tips dibawah ini :
1. Periksa posisi tutup radiator dan periksa air radiator mobil Anda secara rutin
karena bila berkurang akan mengakibatkan over heating;
2. Jangan mengisi radiator sampai meluap, namun isilah sampai batas posisi top
saja. Radiator yang terlalu penuh berdampak negatif bagi komponen sistem
pendinginan mesin;
3. Jika radiator membutuhkan penambahan air secara rutin setiap beberapa hari
atau bahkan setiap hari, segera periksakan pada mekanik Anda;
4. Ganti/ kuras air radiator mobil anda dalam kurun waktu 1 tahun sekali atau tiap
20.000 km untuk perawatan berkala water pump maupun sistem pendinginan mobil
anda:
Senantiasa gunakan cairan pendingin/ coolant/ inhibitor yang baik, aman bagi
komponen aluminium dan memiliki kandungan fosfat yang rendah/ nil, misalkan
Procoor, Revkogel, Shell Glyco, dll;
Air pencampur coolant sebaiknya menggunakan aquades/ distilled water untuk
mencegah timbulnya kerak pada sistem pendinginan mesin;
Buanglah angin pada radiator dan seluruh saluran pendingin mesin, sampai
gelembung udaranya hilang;
5. Periksa kipas pendingin mesin dan AC, apakah masih berjalan normal ataukah
mulai lambat berputar;
6. Periksakan pada mekanik Anda untuk mencari penuebab kelambatan putaran
kipas pendingin.Perhatian:
1. Melepas thermostat mengakibatkan menurunnya performa mesin, borosnya
konsumsi BBM dan berkurangnya daya tahan/ keawetan mesin;
2. Gunakan thermostat yang mulai terbuka pada suhu 83 derajat Celcius.
Thermostat ini dapat diperoleh pada bengkel resmi Peugeot dan dirancang khusus
oleh pihak pabrikan untuk mesin-mesin kendaraan Peugeot di negeri tropis;
3. Penggunaan coolant akan memperpanjang usia komponen sistem pendinginan
karena sifatnya yang mencegah karat/ korosi, melumasi water pump serta
menaikkan titik didih air;
4. Kipas (electric fan) yang berputar terus menerus pada high speed menandakan
ketidakberesan pada sistem pendinginan atau pada tekanan refrigerant/ freon a/c;
5. Sistem pendinginan mesin dan AC pada mobil Peugeot (mulai dari tipe 505)
menggunakan komputer (ECU) khusus yang dikenal dengan nama Bitron.
Modifikasi kipas pendingin dengan cara men-jumper atau mengganti thermoswitch
dapat berakibat pada kesalahan informasi serta pengambilan keputusan pada ECU
mesin karena Bitron senantiasa melakukan komunikasi dengan ECU mesin.
F. OLI MESIN
Menurut owner's manual Peugeot, mesin Peugeot yang masih normal
mengkonsumsi oli sampai dengan 1/2 liter setiap 1.000km. Jadi jika Anda harus
menambahkan oli sekitar 1/2 liter setiap 1.000 km, itu hal yang sangat wajar.
Jangan pernah terpikir bahwa mesin ini sudah waktunya untuk diturunkan/ overhaul,
dlsb. Konsultasikan lebih dahulu dengan mekanik kepercayaan Anda.
Tips tentang oli mesin:
1. Gantilah oli mesin setiap 5.000km atau 6 bulan;
2. Gantilah filter oli setiap 10.000km atau 1 tahun;
3. Gunakan oli sesuai spesifikasi pabrikan mobil, yang paling penting adalah
perhatikan tingkat kekentalan (contoh: 20W/50, 10W/40) dan peringkat oli (contoh:
AP Service SH atau SJ);
4. Gunakan oli yang memiliki merek dengan reputasi internasional seperti Esso,
Total, Castrol, Shell, Motul, Aral, BP, ULX, dll;
5. Semakin encer oli yang digunakan, semakin berisik suara mesin. Selain itu,
mesin yang sudah mulai aus komponennya (seperti ring piston aus) tidak dapat
menggunakan oli encer;
6. Untuk mesin yang relatif masih baru (belum aus) oli encer memiliki keunggulanantara lain:
a. Konsumsi BBM semakin hemat
b. Performa mesin meningkat
c. Perlindungan terhadap seluruh komponen mesin terutama saat menghidupkan/
start mesin yang jauh lebih baik dari oli kental;
7. Oli multigrade (contoh: 20W/50) selalu lebih unggul dibandingkan oli single grade
(contoh: SAE 30);
8. Berlawanan dengan mitos dan persepsi masyarakat, oli full sintetik sebenarnya
tidak cocok digunakan jika mesin masih mengkonsumsi bensin bertimbal (Premix).
Karena bensin TT (tanpa timbal) seringkali sulit didapat di luar Jakarta, hindari
penggunaan oli full sintetik. Gunakan oli semi sintetik (synthetic based) atau oli
mineral yang baik (misalnya ULX);
9. Berlawanan dengan mitos dan persepsi masyarakat, oli yang masih berwarna
sangat bening setelah 1.000-2.000km adalah oli yang sangat buruk kualitasnya.
Semakin cepat oli berubah warna menjadi keruh/ hitam, semakin baik kualitas oli
tersebut karena oli itu selain menjalankan fungsi pelumasan juga menjalankan
fungsi pembersihan mesin dari kerak karbon sisa pembakaran yang menempel
pada dinding silinder;
10. Penggunaan aditif oli sama sekali tidak diperlukan selama oli yang Anda
gunakan sudah memiliki kualitas baik. Aditif tambahan kadangkala malah
menurunkan kualitas oli yang sudah baik itu;
11. Penggunaan engine flush juga tidak diperlukan selama kualitas oli yang
digunakan sudah baik dan penggantian oli dilakukan secara berkala dengan juga
memperhatikan jangka waktu selain jarak tempuh.
G. TIPS SUSPENSI BELAKANG 405 DAN 306
Periksa (bongkar) dan lumasi laher arm roda belakang mobil Anda setiap 40.000 km
sekali. Apabila gemuknya kurang atau kering, tambahkan secara merata diseputar
laher. Jika laher sudah aus, segera ganti dengan yang baru karena akan berakibat
pada aus/ rusaknya torsion beam. Keausan pada torsion beam mengakibatkan roda
belakang kehilangan keselarasannya (geometry berubah total-castor, camber, toe).
Perbaikan torsion beam tidak dimungkinkan kecuali sekedar akal-akalan yang
bersifat sementara saja sedangkan penggantian torsion beam baru membutuhkan
biaya yang besar.
H. PERAWATAN MOBIL TRANSMISI OTOMATIS1. Periksalah selalu oli transmisi mobil Anda pada tongkat ukur oli transmisi:
a. Apabila kurang, segera ditambahkan, agar kinerja transmisi berjalan dengan baik
dan terhindar dari bunyi-bunyi kasar pada perpindahan giginya;
b. Apabila berbau gosong atau berwarna hitam, segeralah ganti;
2. Gantilah oli transmisi secara berkala setiap 10.000 km;
3. Gunakan oli yang berkualitas baik dan dibuat pabrikan besar/ internasional
seperti Mobil Oil, Castrol, Esso, Total, Motul, Shell, dll dan sebisa mungkin gunakan
yang memiliki grade terbaik (Dexron III);
4. Kuras/ ganti seluruh oli dalam sistem transmisi (termasuk oli didalam torque
converter) setiap 40.000 atau 50.000km. Penggantian oli berkala dengan cara
membuka baut pembunangan oli di karter gearbox(nomer 2 diatas) hanya mampu
mengeluarkan sekitar 35% dari total kapasitas oli dalam sistem gearbox otomatis;
5. Janganlah mengganti posisi gigi dari D ke R atau ke P maupun dari R ke D
sebelum mobil berhenti total;
6. Untuk menjaga keawetan transmisi otomatis, ketika mengendarai dengan cara
manual yaitu memindahkan gigi secara manual dari 1-2-3-D atau sebaliknya, jangan
paksakan mesin berputar pada RPM maksimum atau redline apabila tidak sangat
terpaksa. Putaran mesin yang relatif aman bagi transmisi otomatis adalah sekitar
1.000 RPM dibawah putaran maksimum/redline;
7. Jangan menahan posisi mobil di tanjakan dengan menggunakan daya mesin
karena kopling otomatis akan cepat aus/ selip. Gunakan rem tangan atau rem kaki
untuk menahan posisi mobil;
8. Ketika berada di tengah kemacetan lalu lintas atau sedang menanti di traffic light,
sebisa mungkin letakkan posisi tuas transmisi pada N;
9. Jangan menetralkan posisi tuas transmisi ketika mobil sedang bergerak/
meluncur karena supply oli pada sistem transmisi akan berkurang (tekanannya
menurun) dan berakibat pada berkurangnya keawetan usia transmisi;
10. Jika mobil bertransmisi otomatis perlu ditarik, sebisa mungkin angkat roda
penggerak dengan trolley. Jika hal ini tidak dimungkinkan, yakinkan bahwa tuas
berada pada posisi N dan tambahkan oli kedalam gearbox sekitar 2 liter extra.
Pakai Bensin Apa ?
Pemilik kendaraan Peugeot dan juga kendaraan bermerek lain sering bertanyatanya soal satu ini. Di Indonesia, saat ini tersedia 4 jenis bensin, yaitu Premium,Premix, BB2L dan Super TT. Premium dan premix masih mengandung timbal
(leaded fuel) sedangkan BB2L dan Super TT bebas timbal (unleaded fuel).
Persepsi yang salah masih dianut oleh kebanyakan masyarakat kita bahkan juga
para mekanik bengkel resmi sekalipun:
1. Bensin tanpa timbal itu tidak boleh digunakan oleh mobil lawas karena mesin
mobil lawas butuh timbal sebagai pelumas katup;
2. Bensin tanpa timbal hanya boleh digunakan oleh kendaraan yang dilengkapi
dengan perangkat catalytic converter.
Mari kita ulas satu persatu untuk mendapatkan pengertian yang benar.
 Timbal dalam bahan bakar TIDAK melumasi katup, namun residu timbal
melapisi katup. Karena ada lapisan ini, maka ketika katup menutup ada semacam
bantalan/ cushion antara bahan metal katup dengan dudukan katup (valve seat) di
cylinder head. Jika katup beradu langsung dengan valve seat akan berakibat pada
kalahnya valve seat karena bahan metal yang digunakan katup pada umumnya
lebih keras dari bahan cylinder head. Sekarang pertanyaannya adalah, apakah teori
ini berlaku bagi mobil Peugeot saya? Jawabnya mudah saja, yaitu jika cylinder head
mesin Peugeot (dan merek lainnya) Anda terbuat dari bahan aluminium alloy, maka
teori ini TIDAK BERLAKU lagi alias Anda boleh menggunakan bensin tanpa timbal.
Kenapa begitu? Karena bahan alloy relatif lunak dibandingkan metal katup, pabrikan
sudah memasangkan insert (lapisan) pada valve seat yang terbuat dari bahan baja.
Jadi dalam hal ini cylinder head tidak akan rusak, dan tidak butuh bahan bakar
bertimbal sebagai pelindung. Kesimpulannya, bahkan 505 GR Anda sekalipun laik
mengkonsumsi BBM Tanpa Timbal.
 Timbal digunakan untuk mendongkrak nilai oktan bensin sejak awal abad
ini. Dalam perkembangannya, akhirnya diketahui bahwa timbal sangat berbahaya
bagi kesehatan, yaitu bersifat carcinogenic (pemicu kanker) dan juga menghambat
perkembangan intelijensi (IQ) anak-anak. Maka diciptakanlah bensin tanpa timbal
namun beroktan tinggi juga semenjak awal 1970-an. Pertamina sendiri
merencanakan untuk menghapus bensin bertimbal (premium dan premix) pada
akhir tahun 2001 ini dari wilayah DKI Jakarta dan akan disusul oleh daerah-daerah
lainnya sehingga bumi pertiwi diharapkan bebas dari bensin bertimbal pada akhir
tahun 2003. Bensin tanpa timbal yang sering disebut-sebut sebagai bensin ramah
lingkungan sebenarnya tidak seramah itu. Pada bensin jenis ini, terdapat banyak
sekali zat aromatics yang juga bersifat carcinogenic! Zat-zat aromatics ini hanya
bisa dinetralisir oleh Catalytic Converter (Cat). Kesimpulannya, jika anda memilikikendaraan yang tidak dilengkapi dengan cat, anda sah-sah saja menggunakan
bensin tanpa timbal namun gas buang dari kendaraan anda masih bersifat
berbahaya juga. (Untuk Peugeot versi asembling/ckd hanya tipe 406 yang sejak
versi pertama dirilis tahun 1997 sudah menggunakan perangkat cat ini). Jika
kendaraan anda belum dilengkapi cat, alangkah baiknya jika anda tetap
menggunakan bensin tanpa timbal demi masa depan anak-anak anda, supaya
perkembangan IQ-nya tidak terganggu. Paling tidak, bensin tanpa timbal tetap
sedikit lebih ramah lingkungan walaupun kendaran anda belum menggunakan cat.
Menurut rencana Pertamina, pada akhir tahun 2001 ini hanya akan tersedia 2 jenis
bensin di Jakarta yaitu Premium TT (oktan 92) dan Super TT (Oktan 95, turun dari
yang ada sekarang yaitu Super TT 98).
Kebutuhan Oktan Mesin
Berapakah sebenarnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh mesin Peugeot kita? Jika
anda mau sedikit meluangkan waktu membaca owner’s manual book, anda
akan menemukan pasal ini disitu. Rata-rata nilai oktan yang dibutuhkan tipe 505
GTi, 405, 306, 406 dan 206 adalah sekitar 95. Artinya, bensin premix yang beroktan
94 belum cukup untuk memenuhi kebutuhan oktan mesin Peugeot anda. Khusus
untuk tipe 505 GR dan tipe yang lebih lawas, kebutuhan oktannya sekitar 90-92.
Artinya anda boleh menggunakan premix, atau premium yang dicampur Super TT
untuk mendapatkan nilai oktan yang dibutuhkan. Premium yang beroktan 88 jika
dicampur dengan Super TT yang saat ini beroktan 98 dalam perbandingan 1:1 akan
memberikan nilai oktan sekitar 93. Premium murni sama sekali tidak mampu
mencukupi kebutuhan oktan mesin Peugeot anda. Apalagi BB2L dengan nilai oktan
85 jelas tidak mungkin digunakan.
Patut diketahui juga bahwa ada beberapa cara mengukur nilai oktan, namun yang
paling sering digunakan adalah metoda RON (Research Octane Number) dan Nilai
Rata-rata RON dengan MON (Motor Octane Number). Nilai-nilai oktan yang dibahas
diatas semuanya menggunakan metoda RON. Kadang ada yang bersikeras bahwa
di USA bensin terbaik (premium unleaded)hanya memiliki nilai oktan 94 sedangkan
rata-rata mobil kebanyakan cukup menggunakan oktan 87 saja. Makanya ketika
orang ini pulang ke bumi pertiwi, Peugeot-nya diisi dengan premium yang beroktan
88. Nah, disini terjadi kesalahan besar karena USA menganut metoda Nilai Ratarata RON-MON. Bensin beroktan 87 di USA memiliki nilai oktan RON sekitar 92,
sedangkan bensin premium unleaded beroktan 94 di USA memiliki nilai oktan RON
sekitar 99.Apa yang terjadi jika kita menggunakan bensin yang memiliki nilai oktan lebih
rendah dari kebutuhan oktan mesin? Mesin akan ngelitik (detonasi). Seringkali kita
meremehkan detonasi padahal dampak dari detonasi sangat fatal. Sebagai contoh,
di arena balap detonasi mengakibatkan bolongnya piston mesin! Tentunya di jalan
raya kejadian ini nyaris tidak pernah terdenganr karena kondisi pengendaraan yang
jauh berbeda dengan arena balap. Namun yang pasti, usia mesin kendaraan akan
menjadi jauh lebih pendek dibandingkan yang seharusnya. Ring piston lebih cepat
aus, demikian pula komponen-komponen mesin lainnya. Selain itu, mesin yang
mengalami detonasi tidak dapat memberikan unjuk kinerja optimal alias konsumsi
BBM lebih boros namun tenaga yang dihasilkan lebih kecil. Penyetelan ulang saat
pengapian dengan cara memundurkannya (retard/ na) bukanlah solusi yang
bijaksana karena kinerja mesin akan semakin menurun. Mesin menjadi tidak efisien
lagi. Namun cara ini patut dipertimbangkan ketika kita berada di daerah dimana
hanya tersedia bensin beroktan rendah. Daripada mesin cepat jebol, apa boleh buat
kita korbankan efisiensinya. Berusaha menurunkan kompresi mesin juga bukan cara
yang bijaksana karena akan mengurangi efisiensi mesin. Namun, jika terpaksa
karena di daerah dimana anda tinggal hanya tersedia bensin premium, lakukanlah
penurunan kompresi dengan cara yang benar. Jangan pernah berpikir untuk mendouble paking/ gasket cylinder head! Carilah paking yang lebih tebal atau
lakukanlah pembesaran volume ruang bakar dengan cara yang benar.
Jika mesin kita hanya membutuhkan oktan sekitar 92 (seperti pada 505GR), apakah
kita perlu menggunakan bensin yang memiliki oktan lebih tinggi seperti Super TT?
Jelas tidak perlu, namun disini timbul dilema karena kita tetap harus peduli pada
masa depan anak-anak bangsa ini agar tidak menjadi generasi yang bodoh dengan
tingkat IQ rendah. Apakah solusinya?
1. Mencampur premium dengan Super TT, otomatis timbal pada gas buang
kendaraan anda akan semakin kecil;
2. Menggunakan Super TT murni tapi anda harus menyetel ulang saat pengapian
mesin anda dengan memajukannya (advance/ voor). Memajukan saat pengapian
sebanyak sampai dengan sekitar 5 derajat akan mengakibatkan mesin anda lebih
efisien alias lebih bertenaga dan lebih hemat BBM sehingga anda tidak buang uang
percuma membeli bensin yang lebih mahal.
Menaikkan Nilai Oktan
Nilai oktan tidak dapat ditingkatkan dengan mudah. Octane booster yang banyak
dijual di pasaran hanya mampu menaikkan nilai oktan sekitar 1 samapi 2 tingkatsaja, jika tidak malah menurunkannya. Turun? Benar, ini bukan salah ketik atau
anda salah baca. Berbagai negara menggunakan cara yang berbeda-beda dalam
proses pembuatan bensin. Cara yang digunakan di USA belum tentu sama dengan
cara yang digunakan di Cilacap atau Balongan. Dengan sendirinya, octane booster
eks USA belum tentu cocok untuk bensin di Indonesia. Pernah suatu ketika saya
menambahkan produk octane booster terkenal eks USA di Peugeot 306 saya dan
yang terjadi mesin malah ngelitik (detonasi)! Padahal sebelumnya mesin ini baikbaik saja. Penggunaan kamper untuk menaikkan nilai oktan adalah mitos saja,
karena hanya kamper kuno yang menggunakan bahan naphtalene saja yang dapat
menaikkan nilai oktan sedikit. Ini juga dengan catatan, karena semuanya kembali
tergantung pada proses pembuatan/ penyulingan bensin. Kamper yang tidak larut
sepenuhnya malah bisa mengakibatkan tersumbatnya injector anda. Nilai oktan
hanya dapat ditingkatkan dengan efektif dengan beberapa cara antara lain:
1. Menambahkan timbal yang berbahaya bagi kesehatan;
2. Menambahkan MTBE seperti pada premix dan Super TT;
3. Mencampur bensin dengan Avgas (aviation gasoline).
Penggunaan avgas atau avtur juga disinyalir berbahaya bagi kesehatan karena
avgas pada umumnya memiliki kandungan timbal yang tinggi. Penambahan MTBE
seperti yang dilakukan Pertamina relatif aman bagi kesehatan namun efisiensi
pembakaran sebenarnya menurun karena menurunnya nilai kalori (calorific value)
hasil pembakaran bensin. Untuk mendapatkan tenaga mesin yang sama, mesin
harus membakar lebih banyak bensin yang mengandung MTBE alias konsumsi
BBM menjadi lebih boros.
KESIMPULAN
1. Demi masa depan anak-anak anda yang harus lebih pintar dari orang tuanya,
gunakanlah bensin tanpa timbal (Super TT atau Premium TT jika Pertamina sudah
melansirnya);
2. Jika anda berada di daerah yang tidak terdapat bensin tanpa timbal, ya apa boleh
buat;
3. Gunakan bensin dengan nilai oktan yang sesuai dengan kebutuhan oktan mesin
anda (sesuai spesifikasi pabrikan). Oktan yang terlalu rendah mengakibatkan
detonasi pada mesin yang bersifat merusak mesin sedangkan oktan yang terlalu
tinggi membutuhkan penyetelan ulang pada saat pengapian mesin anda supaya
anda tidak buang uang percuma beli bensin mahal;
4. Jika di tempat anda berdomisili tidak tersedia bensin beroktan cukup untukmemenuhi kebutuhan mesin, maka anda terpaksa melakukan penyetelan ulang saat
pengapian atau memodifikasi cylinder head. Atau anda bisa beralih ke Peugeot 806
yang menggunakan solar.
GAMBAR - GAMBAR YANG MENGAWETKAN MESIN MOBIL