Kasus jatuhnya pesawat Airbus milik maskapai
Germanwings yang menewaskan seluruh penumpang masih dibicarakan banyak
orang, apalagi setelah tersiar kabar — berdasarkan hasil rekaman
blackbox – bahwa sang co-pilot sengaja tidak mau membuka kunci pintu
cockpit karena akan menabrakkan pesawat yang dikemudikannya ke tebing.
Mengapa pintu cockpit tidak dapat dibuka dari sisi cabin dan hanya bisa dibuka dari sisi cockpit atau ruang pilot/co-pilot?
Technology, Security dan Safety
Dengan alasan security dan safety, perusahaan
(pabrik pesawat Airbus) memang tergolong tanggap untuk meningkatkan
safety dan security pada pesawatnya dengan memanfaatkan informasi
teknologi (IT) agar aman dari gangguan yang tidak diduga dari luar
cockpit.
Pintu cockpit diciptakan agar aman dan bahkan sangat
aman, karena hanya dapat dibuka dari ruang cockpit, baik manual
mekanikal maupun elektrik, sehingga dapat terhindar dari kasus
pembajakan seperti beberapa kejadian pada beberapa tahun lalu.
Produsen pesawat udara memang terus menjadi korban
kejahatan, entah dari pelaku pembajakan atau dari sisi internal (seperti
contoh kasus Germanwings), sehingga publik atau pengamat penerbangan
biasanya memberikan komentar yang sedikit agak memojokkan produsen
pesawat yang dinilai kurang menerapkan sistem keamanan dan keselamatan
pada pesawat udara atau pihak maskapai yang dinilai lalai terhadap
keamanan dan keselamatan walau berbagai cara telah dilakukan dan
ditingkatkan.
Pintu cockpit atau yang lebih sering ditulis dalam
berita adalah cockpit door memiliki sistem keamanan dan keselamatan
ganda bagi pilot/crew dari pembajakan atau menghindari pihak-pihak yang
tidak berkompeten masuk ke dalam cockpit pesawat agar pilot tidak
terganggu, sehingga penerbangan menjadi aman dan menjaga keselamatan
setiap misi penerbangan.