Direktur Utama Wings Air Ahmad Hasan
mengatakan, kondisi ekonomi di Indonesia memang sedang lesu, namun
jumlah penumpang yang pergi dari kota-kota besar menuju kota-kota kecil
seperti yang dilayani oleh Wings Air malah mengalami peningkatan. Itu
terbukti dari tingkat isian kursi (load factor) rata-rata
penerbangan Wings Air yang mencapai lebih dari 75 persen. “Buktinya,
rata-rata tingkat keterisian penumpang Wings Air lebih dari 75 persen
dalam setiap penerbangan,” jelasnya.
Secara total, Lion Group
telah memesan sebanyak 100 pesawat ATR yang terdiri dari 20 ATR 72-500
dan 80 ATR 72-600. Jumlah pesawat yang sudah dikirimkan saat ini
mencapai 50 unit, dengan rincian Wings Air mengoperasikan 10 pesawat dan
Malindo Air, anak perusahaan Lion Group di Malaysia mengoperasikan 10
pesawat. “Pada akhir 2014 kami memesan 100 pesawat ATR dengan perincian
20 unit jenis ATR 72-500 dan 80 unit ATR 72-600. Dengan kedatangan
pesawat ke-50 berarti masih ada 50 pesawat lagi yang akan datang hingga
2019,” kata Ahmad saat serah terima pesawat ATR 72 yang ke-50 bagi Lion
Group, sekaligus pesawat ATR 72 yang ke-40 bagi Wings Air.
Ahmad mengatakan,
pesawat-pesawat baru akan digunakan oleh Wings Air untuk membuka
rute-rute baru maupun menambah frekuensi penerbangan yang sudah ada. Dia
pun menargetkan tingkat isian kursi penerbangan Wings Air mencapai 90
persen dengan tambahan rute-rute baru maupun penambahan frekuensi
penerbangan ini. “Kami optimistis karena di negara kepulauan seperti
Indonesia ini, moda transportasi yang paling cepat adalah pesawat
terbang yang saat ini bisa diakses oleh masyarakat di daerah terpencil,”
papar Ahmad.
Menurut Ahmad, penambahan frekuensi penerbangan akan
dilakukan pada rute-rute di Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan
Papua. “Menambah frekuensi penerbangan seperti Nabire-Jayapura menjadi
dua kali sehari dan sejumlah rute lain di Nusa Tenggara Timur. Intinya
setiap kami membuka rute baru akan tercipta pasar di situ,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Lion Group Edward
Sirait mengatakan bahwa Lion Group akan tetap mempertahankan model
bisnis Wings Air, yaitu dengan mengoperasikan rute-rute penerbangan
jarak pendek di remote area maupun melayani penerbangan feeder dari
kota-kota besar menuju kota-kota kecil dan sebaliknya yang bisa
terhubung dengan penerbangan Lion Air dan Batik Air. “Kami melihat pasar
penerbangan remote tetap bertumbuh karena daya beli masyarakat di
daerah juga tinggi. Karena itu model bisnis Wings Air tetap seperti yang
sudah kami gariskan sejak awal,” ungkap Edward.
