Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh kepala daerah
untuk segera mengeluarkan Surat Perintah Alokasi (SPA) beras untuk
masyarakat miskin (raskin) agar beras itu bisa didistribusikan pada
bulan Ramadhan dan sebelum Idul Fitri.
"Kami imbau agar bupati dan wali kota segera mengeluarkan SPA agar
raskin bisa didistribusikan menjelang bulan puasa serta sebelum Lebaran.
Saya harapkan SPA bisa segera diselesaikan awal Juni, sehingga pada
awal Juli jatah beras raskin bisa dibagikan," katanya dalam kunjungannya
ke Pondok Pesantren Darul Ilmi di Dusun Candi, Desa Tunggulwulung,
Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu petang.
Ia mengatakan apabila SPA sudah turun dari bupati atau wali kota,
maka gudang Bulog seluruh Indonesia bisa mendistribusikan raskin pada
bulan Juni, karena persediaan mencukupi.
"Saya mendorong seluruh kepala daerah untuk segera mengirim SPA
kepada Divisi Regional dan Sub Divre Perum Bulog maksimal akhir Juni
2015. Tanpa SPA tersebut, Bulog tidak bisa mengeluarkan beras dari
gudang karena sudah termasuk prosedur yang berlaku," ujarnya.
Mensos juga berpesan agar kepala daerah mengecek langsung ke gudang
Bulog di masing-masing wilayah apakah jumlahnya dan kualitasnya sesuai
atau tidak.
"Pemeriksaan beras raskin meliputi jumlah serta kepastian kualitas
beras, seperti warna kuning, ada batu dan jamur, serta nihil dari
kandungan sintetis atau plastik, maupun zat berbahaya lainnya. Sehingga
saya meminta agar bupati atau wali kota dan Tim Kordinasi Raskin bisa
memastikan beras yang akan dikirim ke daerah itu layak dikonsumsi dari
titik distribusi ke titik bagi," katanya.
Dari data Kemensos, stok beras raskin dalam setahun mencapai 2,7
juta ton. Anggaran yang dipersiapkan Kementerian Sosial senilai Rp18,9
triliun untuk 15,5 juta rumah tangga penerima manfaat dengan jatah
masing-masing sebesar 15 kilogram per bulan.
Sementara itu, ketika ditanya tentang pengungsi Rohingya, Kemensos
mengaku sedang berupaya mengidentifikasi terhadap anak yatim piatu yang
terpisah dari keluarganya karena mereka yang kini bercampur di
pengungsian membutuhkan pola asuh yang lebih kondusif dan pemulihan
sosial.
"Saat ini Kemensos sedang merancang beberapa solusi, bahkan sudah
banyak pesantren yang telah memberikan penawaran kepada Kemensos untuk
mengasuh mereka. Ada kurang lebih 200 pondok pesantren dari beberapa
daerah di Indonesia, namun di Jawa Timur pondok pesantren yang sudah
konfirmasi dan siap mengurus secara mandiri beberapa anak yatim piatu
pengungsi Rohingya adalah di Malang dan Bojonegoro," paparnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan Kemensos sendiri sudah menyatakan
siap mengurus anak-anak pengungsian itu di lembaga yang dikelolanya,
yaitu Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), sedangkan untuk anak yatim
dipastikan dirawat dan dididik oleh lembaga seperti ponpes dan tidak
untuk diadopsi.
Sumber
Mensos minta kepala daerah keluarkan SPA raskin
Posted by CB Blogger
Blog, Updated at: 08.14
