Pesawat terbang saat low speed performance,
misalnya landing atau take off, sangat memerlukan lift yang tinggi guna
mengimbangi berat pesawat. Pesawat konvensional kecepatan rendah,
mempunyai koefisien gaya angkat maksimum (CLmax) sekitar 1.4 atau 1.5.
Jika menginginkan kecepatan stall yang rendah, maka harus dapat
diperoleh koefisien gaya angkat maksimum (CLmax) yang lebih tinggi.
Salah satu cara peningkatan adalah dengan memperbesar camber, namun cara
ini akan meningkatkan harga gaya drag. Suatu cara untuk mengatasi
persoalan tersebut adalah dengan menggunakan suatu alat yang disebut
sebagai high lift
devices (alat mempertinggi gaya angkat). High lift devices (HLD) ini
dapat mengubah karakteristik airfoil, yaitu memperbesar CLmax pada saat
dibutuhkan terutama bila beroperasi pada kecepatan rendah. Alat
mempertinggi gaya angkat bekerja dengan tiga prinsip:
- Mengubah geometri airfoil, sehingga memperbesar camber
- Merubah luas sayap.
- Mengendalikan lapis batas (boundary layer) dengan energi tambahan.
Dari alat-alat tersebut, ada yang
bekerja dengan dua atau tiga prinsip sekaligus, yaitu selain mengubah
geometri juga merubah luas sayap atau mengendalikan lapis batas. Alat
mempertinggi gaya angkat antara lain :
leading edge flap, trailing edge flap, leading edge slot, boundary layer blowing, boundary layer suction dan jet flap.
FLAP atau Sirip sayap
leading edge flap, trailing edge flap, leading edge slot, boundary layer blowing, boundary layer suction dan jet flap.
FLAP atau Sirip sayap
(bahasa Inggris : Flaps) adalah
permukaan yang berengsel pada tepi belakang sayap. Jika sirip sayap
diturunkan maka kecepatan anjlog (bahasa Inggris : stall speed) pesawat
terbang akan menurun, sehingga pesawat dapat dengan aman terbang pada
kecepatan rendah (khusus nya ketika landing dan take off). Sirip sayap
juga dapat ditemukan di tepi depan sayap pada beberapa pesawat terbang
terutama pesawat jet berkecepatan tinggi. Sirip sayap ini disebut juga
sebagai slat.
Persamaan LIFT :
Persamaan LIFT :
L = 1/2 ρ V S Cl
dimana,
L = Lift
ρ = Density
V = Kecepatan
S = Luas Sayap
Cl = Koefisien Lift
Disini bisa dilihat bahwa penambahan luas area (S) dan koesisien lift (CL) memungkinkan penambahan gaya angkat pada kecepatan rendah (V)
Trailling Edge Flap
Disini bisa dilihat bahwa penambahan luas area (S) dan koesisien lift (CL) memungkinkan penambahan gaya angkat pada kecepatan rendah (V)
Trailling Edge Flap
Flap trailing edge berupa bidang yang
dipasang pada trailing edge sayap dengan bantuan engsel, sehingga flap
bisa melakukan defleksi turun. Defleksi flap mengubah besar camber
sayap, sehingga meningkatkan koefisien gaya angkat. Beberapa jenis flap
trailing edge antara lain plainflap, split flap, sloted flap, dan fowler flap.
Plain Flap
Plain Flap
Dengan terjadinya defleksi flap ke
bawah, akan menambah camber airfoil sayap. Selain itu flap juga akan
mengurangi sudut serang tanpa menghasilkan gaya angkat (zerolift angle
of attack), tanpa mempengaruhi besarnya slope dari kurva. Dengan
demikian pada setiap penambahan sudut serang sampai pada sudut serang
stall (stallingangle), koefisien gaya angkat akan bertambah secara
konstan. Namun pertambahan sudut serang efektif agak lebih besar,
sehingga dengan defleksi flap akan mengurangi besar sudut serang stall.
Hal ini disebabkan bahwa pada penggunaan flap, separasi aliran akan
terjadi lebih awal pada bagian belakang bidang flap. Kurva dan sudut
serang pada saat flap terdefleksi ke bawahdisbanding dengan saat posisi
netral dapat dilihat pada gambar berikut.
Stall pada flap deflected terjadi pada AOA yang lebih rendah dari pada flap netral. Pengaruh defleksi flap terhadap distribusi tekanan pada airfoil dapat dilihat pada gambar. Defleksi flap tidak hanya berpengaruh pada distribusi tekanan pada bagian airfoil belakang di mana flapterpasang, namun juga bagian depan airfoil. Tetapi penambahan gaya angkat total lebih banyak terjadi pada airfoil bagian belakang,sehingga koefisien tekanan (CP) ikut bergeser ke belakang. Bergesernya (CP) akan menimbulkan momen yang membuat gerakan hidung ke bawah (nose-down), sehingga pilot harus melakukan koreksi pada setiap defleksi flap. Bertambahnya camber efektif karena defleksi flap akan menambah koefisien gaya seret (CD). Bertambahnya CD akan memberikan efek pengereman yang sangat menguntungkan pada saat proses pendaratan, karena dapat melakukan landing approach dengan slope yang lebih terjal dan memperpendek landasan pendaratan.
Split Flap
Stall pada flap deflected terjadi pada AOA yang lebih rendah dari pada flap netral. Pengaruh defleksi flap terhadap distribusi tekanan pada airfoil dapat dilihat pada gambar. Defleksi flap tidak hanya berpengaruh pada distribusi tekanan pada bagian airfoil belakang di mana flapterpasang, namun juga bagian depan airfoil. Tetapi penambahan gaya angkat total lebih banyak terjadi pada airfoil bagian belakang,sehingga koefisien tekanan (CP) ikut bergeser ke belakang. Bergesernya (CP) akan menimbulkan momen yang membuat gerakan hidung ke bawah (nose-down), sehingga pilot harus melakukan koreksi pada setiap defleksi flap. Bertambahnya camber efektif karena defleksi flap akan menambah koefisien gaya seret (CD). Bertambahnya CD akan memberikan efek pengereman yang sangat menguntungkan pada saat proses pendaratan, karena dapat melakukan landing approach dengan slope yang lebih terjal dan memperpendek landasan pendaratan.
Split Flap
Pada split flap, hanya bagian permukaan
bawah belakang airfoil yang bergerak, sehinggageometri bagian atas tidak
berubah saat flap berdefleksi. Secara garis besar pengaruh defleksi
flap terhadap penambahan CL sama dengan jenis plain. Namun karena
perubahan camber kurang berpengaruh pada permukaan airfoil bagian atas,
maka separasi pada permukaan atas airfoil bagian belakang hanya akan
terjadi pada sudut serang yang lebih tinggi dari pada jenis plain.
Dengan demikian untuk kerja split flap pada sudut serang tinggi lebih
baik dari pada jenis plain. Tetapi pada sudut serang kecil, akan terjadi
wake pada daerah dibelakang flap yang terdefleksi, sehingga akan
mengurangi unjuk kerja airfoil. Tetapi hal ini tidak menimbulkan
masalah, karena tujuan pemakaian flap adalah untuk menciptakan unjuk
kerja airfoil yang baik pada sudut serang yang tinggi.
Slotted Flap
Slotted Flap
Slotted flap mempunyai celah terbuka
antara flap dan sayap bila flap sedang terdefleksi seperti gambar, udara
berkecepatan tinggi akan mengalir kepermukaan atas flap melaui slot.
Aliran ini merupakan tambahan energi yang akan mencegah terjadinya
separasi aliran udara. Disamping itu jenis flap ini juga sebagai
pengubah besar camber seperti halnya jenis plain. Karena slotted flap
bekerja dengan prinsip kombinasi antara pengubah geometri sayap
dan pengendali lapis batas, maka penambahan koefisien gaya angkat lebih
besar dari pada jenis plain ataupun split. Kemudian pengaruh slotted
yang mencegah terjadinya separasi, akan menghasilkan penambahan gaya
drag yang lebih kecil.
Fowler Flap
Fowler Flap
Fowler flap selain bekerja seperti jenis
slotted, defleksi flap ke bawah juga mengakibatkan penambahan luas
efektif dan camber sayap. Dengan demikian flap jenis fowler
sebagai penambah gaya angkat, bekerja dengan tiga prinsip yaitu
memperbesar camber, mengontrollapis batas dan menambah luas sayap.
Penambahan luas sayap dihasilkan oleh kerja flap yang bergeser ke bawah
seperti gambar.Dengan penambahan luas efektif sayap serta pengaruh
slotted dan pembesaran camber, maka fowler flap menghasilkan penambahan
koefisien gaya angkat yang paling besar dari jenis flap trailing edge
lainya. Perbandingan pertambahan koefisien gaya angkat antara fowler
flap dengan jenis flap trailing edge lainya terlihat pada kurva gambar.
Leading Edge Flap
Leading Edge Flap
Leading edge slot adalah salah satu alat
mempertinggi gaya angkat dengan cara mengendalikan lapis batas. Leading
edge slot terdiri dari airfoil kecil yang disebut slat, terpasang di
depan leading edge sehingga membentuk celah (slot) dengan leading edge
pada sayap. Dengan slot iniakan mengalir udara yang bertekanan tinggi
pada permukaan bawah ke permukaan atas sayap. Aliran udara ini merupakan
energi tambahan guna mencegah terjadinya separasi aliran. Pada sudut
serang rendah, pemakaian leading edge slot tidak terlalu berpengaruh
karena belumada kecenderungan terjadi separasi. Tetapi dengan sudut
serang yang semakin tinggi,kecenderungan terjadinya separasi aliran
terhambat sehingga koefisian gaya angkat bertambahterus, dan stall
terjadi pada sudut serang yang lebih tinggi dari pada tanpa slot. Kurva
koefisiengaya angkat versus sudut serang antara sayap tanpa flap (bare
wing) dengan sayap dengan leading edge slot, terlihat pada gambar
Dengan pemakaian slot, sudut serang stall bisa meningkat dari 15 sampai 25 derajat, dan koefisien gaya angkat maksimum (CLmax) bisa bertambah 60%. Pada flap leading slot, terjadinya momen akibat bergesernya Cp ke belakang sangat kecil. Demikian pula gaya seret yang ditimbulkan airfoil pada sudut serang tinggi dan kecepatan rendah, juga berharga sangatkecil. Meskipun pemakaian leading edge slot, menghasilkan CLmax yang lebih besar dari pada trailing edge flap namun ada beberapa kerugian :
Dengan pemakaian slot, sudut serang stall bisa meningkat dari 15 sampai 25 derajat, dan koefisien gaya angkat maksimum (CLmax) bisa bertambah 60%. Pada flap leading slot, terjadinya momen akibat bergesernya Cp ke belakang sangat kecil. Demikian pula gaya seret yang ditimbulkan airfoil pada sudut serang tinggi dan kecepatan rendah, juga berharga sangatkecil. Meskipun pemakaian leading edge slot, menghasilkan CLmax yang lebih besar dari pada trailing edge flap namun ada beberapa kerugian :
- Pada kecepatan rendah dan sudut serang tinggi gaya seret sangat kecil, sehingga tidak menguntungkan untuk proses pendaratan.
- Pada sudut serang rendah dan kecepatan tinggi, slat di depan leading edge cenderungmerusak aliran udara di atas sayap sehingga meningkatkan gaya seret.
- CLmax tercapai hanya saat sudut serang tinggi, sehingga posisi pesawat saat lepas landas ataupun mendarat sangat tegak. Posisi ini akan memperburuk pandangan ( visibilitas ) pilot.
Guna mengurangi kerugian tersebut,
diciptakan slot otomatis dimana pada sudut serang tinggi akan terbuka,
sedang pada sudut serang rendah alat tertarik ke airfoil sehingga slot
akan tertutup.
FLAP CONTROL SYSTEM
Hidraulik Airbus A310-200/300 Hydraulic System SchematicFLAP CONTROL SYSTEM
Boeing 777-200/300 Hydraulic System Schematic
Cara
Kerja Flap Dan Slat Pada Pesawat Boeing Leading edge flaps dan slats
dikendalikan oleh trailing edge flap system. Saat trailing edge flap
retracted, leading edge flap dan slat dontrol valve dalam keadaan
tertutup. Dengan control valve pada posisi ini, leading edge dan slat
actuators pada posisi retract/menarik kembali oleh fluida bertekanan
system B. saat trailing edge flaps dalam keadaan extend/diperpanjang,
control valve bergerak pada posisi yang intermediate. Pada posisi
tersebut, leading edge flaps akan fully extend dan leading edge slats
extend/diperpanjang sampai posisi yang intermediate.
Extension/perpanjangan dari trailing edge flaps akan memuka control
valve. Fluida bertekanan disalurkan pada leading edge slats sementara
leading edge flaps sedang dalam keadaan extend. Jika fluida bertekanan
pada system B jatuh dibawah 2000 psi, flap dan slat actuator blocking
valves akan secara hidrolik mengunci actuators pada posisi dimana
terjadi kurangnya tekanan. Aksi penguncian ini bertujuan untuk mencegah
aerodynamic blowback dari flap dan slat. Retraction/penarikan dari
trailing edge flap juga menarik leading edge flaps dan slat. Jika
trailing edge bergerak pada posisi tertentu, leading edge flap dan slat
bergerak pada posisi intermediate. Retract menarik leading edge slat ke
posisi intermediate, sementara leading edge flaps fully extended.
Hydraulic system power transfer unit akan secara otomatis aktif jika
system B engine driven pump gagal, dan pesawat berada pada air mode dan
trailing edge flaps tidak bekerja dengan baik. Standby hydraulic system
akan extend/memperpanjang leading edge flap dan slat jika tekanan
hidrolik system B hilang. Tekanan hidrolik standby system membuka
standby system blocking valve pada tiap leading edge flap dan slat
actuator dan extend memperpanjang leading edge secara bersamaan.
Electronic System
Berikut ini akan dijelaskan operasi dari power control unit (PCU) dan slat flap control computer (SFCC) pada operasi normal pada pesawat airbus. Karena control flap dan slat sama, maka hanyflap yang dijelaskan disini. Setiap valve block terdiri dari tiga solenoid valve. Dua diantaranya disebut directional valve, mengatur valvespool untuk retract ataupun extension, sedangkan solenoid enable mengontrol Pressure Off Brake (POB). Mengerakkan lever slat dan flap, membuat command sensor unit (CSU) mengeluarkan perintah sinyal posisi baru pada tiap SFCC. Posisi yang dikehendaki dan posisi sesungguhnya yang diketahui dari Feedback position Pick-Off Unit (FPPU) dibandingkan di SFCC. Jika berbeda,makan tiap jalur akan menghasilkan sinyal perintah. Sinyal perintah tersebut berguna untuk mengaktifkan valve block PCU. Saat flap mencapai posisi yang diinginkan, tiap solenoid valve mengurangi enrge dan POB diaktifkan. Motor berhenti dan POB digunakan untuk mengunci flap sampai adanya perintah perubahan posisi. Indicator flap terletak pada bagian kiri depan panel instrument kokpit. Indicator tersebut menerima sinyal elektrik dari dua microswitches pada flap yang beroperasi berdasarkan posisi flap dan mendeteksi posisi flap.(Gloopic/KI)