Pengertian Oogenesis
Oogenesis merupakan suatu proses pembentukan dari sel telur sistem reproduksi wanita. Terjadinya proses terbentuknya sel telur tersebut terjadi pada ovarium. Pada proses Oogenesis, Oogonium ataupun telur ibu sel diploid akan mengalami peningkatan serta berubah jadi oosit primer diploid.
Oogenesis terjadi pada semua jenis spesies dengan reproduksi generatif dan mencakup semua tahap belum matang sel telur. Proses pematangan sel telur melewati lima tahap pada mamalia yaitu proses Oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan ovum.
Sebagian dari spesies yang mengalami reproduksi seksual, ovum atau sel telur hanya mengandung setengah materi genetik dari individu dewasa. Hal tersebut terjadi karena reproduksi akan terjadi ketika gamet jantan membuahi sel telur.
Sperma juga berisi setengah bahan genetik dari individu matang, sehingga embrio yang dibentuk oleh fertilasi akan berisi set lengkap materi genetik, setengah dari sel telur dan setengah dari sperma.
Ovum merupakan gamet pada wanita yang digunakan untuk proses reproduksi seksuat sehingga dihasilkan sebuah individu baru melalui proses pembuahan (fertilisasi) dengan sel sperma.
Ovum berisi satu set DNA haploid (n) dan mengandung 23 kromosom yang diperlukan sebagai kode penentu sifat dan fisik dari keturunannya.
Pada saat bertemu dengan gamet jantan (sperma) yang juga berisi satu set DNA haploid (n), maka akan terbentuk sebuah zigot yang selanjutnya berkemban menjadi embrio dan janin.
Ovum adalah istilah jamak untuk sel telur yang jumlahnya banyak, sedangkan istilah satu sel telur disebut oosit.
Setiap wanita biasanya mempunyai persediaan ovum pada ovariumnya, Ketika persediaan ovum ini habis maka wanita tersebut akan masuk ke fase menopause dengan ditandai berhentinya siklus menstruasi.
Faktor yang Mempengaruhi Oogenesis
- Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) ialah berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (proses pengeluaran sel telur atau ovum).
- Hormon LH (Luteinizing Hormone) yaitu suatu hormon yang berfungsi sebagai merangsang ovulasi (proses pengeluaran sel telur).
- Hormon Estrogen yakni berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan merangsang pertumbuhan alat kelamin sekunder.
- Hormon Progesteron yang berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium yang berperan dalam peluruhan ovum (menstruasi).
Proses Terjadinya Oogenesis
- Oogonium merupakan sel induk yang berasal dari telur yang terdapat didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.
- Oogonium akan mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit primer yang mempunyai 46 kromosom. Saat itu oosit primer akan melakukan meiosis yang akan menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran yang sama.
- Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid. Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer, karena oosit sekunder memiliki banyak sitoplasma.
- Proses selanjutnya sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian akan membelah diri lagi.
- Lalu Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium untuk menuju ke tuba fallopi. Jika oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma maka akan terjadi proses pembelahan meiosis yang kedua. Begitu pula dengan badan polar pertama yang akan membelah 2 badan polar kedua, proses tersebut nantinya akan mengalami degenerasi. Namun jika tidak terjadi fertilasi maka akan cepat terjadi menstruasi dan siklus oogenesisi di ulang kembali.
- Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah sifat menjadi haploid yang memiliki kromosom 23 atau yang disebut dengan ootid. Ketika saat ovum dan inti nukleus sudah siap melebur menjadi satu maka pada saat itu akan mencapai perkembangan final menjadi sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan ovulasi.
- Pada setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidu[ 24 jam. Jika sel telur yang matang tidak dibuahi, maka sel telur akan mati dan akan luruh bersama dinding rahim pada saat awal menstruasi.
Tahapan – Tahapan Oogenesis
1. Proliferasi (Perbanyakan)
Tahap perbanyakan belangsung secara berulang-ulang. Gametogonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya.
Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer, siap memasuki periode tumbuh. Padamamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk.
2. Pertumbuhan
Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Pertumbuhan sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh.
3. Pematangan
Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.
4. Perubahan Bentuk
Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk (transformasi)menjadi gamet. Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit.
Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali. Akhir dari meiosis II akan terbentuk satu ootid dan satu polosit II.
Sementara itu polosit I membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi karena berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit tersebut akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina oosit tumbuh menjadi 1 ovum.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.