Kementerian Perindustrian memfasilitasi mesin untuk memproses limbah
gondorukem atau getah pohon pinus untuk bisa digunakan kembali sebagai
bahan baku batik, yang pasalnya semakin sulit didapat.
"Kita bisa proses kembali menjadi gondorukem yang bisa digunakan untuk
keperluan industri batik," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada
sambutannya di Gelar Batik Nusantara (GBN), JCC, Jakarta, Rabu
(24/6/2015).
Menperin mengatakan, industri batik terus tumbuh seiring batik menjadi
identitas nasional dan diekspor ke pasar global, sayangnya, pelaku batik
mengeluhkan kurangnya bahan baku penguat warna yaitu gondorukem.
Saat ini produksi gondorukem nasional hanya 80 ribu ton per tahun dan
dipasok dari PT Inhutani I dan III di Sumatera dan Sulawesi.
Sedangkan kebutuhan dalam negeri mencapai 70 ribu ton per tahun, namun
ada kekurangan sekitar 20.000 ton per tahun karena sebagian produksi
gondorukem banyak diekspor.
"Hingga kini, tercatat IKM batik sebanyak 39.641 unit usaha dengan
penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang," papar Saleh Husin.
Selain itu, Kemenperin juga memfasilitasi promosi dan pemasaran dengan
mengikutsertakan IKM Batik pada pameran berskala nasional maupun
internasional.
Indonesia sendiri telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO-PBB
yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity
peninggalan budaya dunia dari Indonesia pada tanggal 29 September 2009
di Abu Dhabi.
Pengukuhan ini membawa konsekuensi bahwa pihak pemerintah Indonesia
maupun organisasi kemasyarakatan terkait harus terus menerus
melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tak benda batik.Antara
Limbah gondorukem membantu mengatasi kebutuhan bahan batik
Posted by CB Blogger
Related Posts:
Please FOLLOW and JOIN to get update! Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets |
Blog, Updated at: 11.04