Lecehkan Kerajaan, Ajudan Senior Thailand Ditahan

Seorang ajudan Istana Thailand ditangkap karena dianggap melanggar undang-undang mengenai penghinaan kerajaan pada Kamis (11/6).

Kasus penangkapan terhadap Montree Sontangkul, 53, jarang terjadi di Thailand karena istana biasanya selalu merahasiakan apa yang terjadi di dalam. Montree, anggota staf rumah tangga mantan Putri Srirasmi, dituduh melakukan suap penjualan tanah dengan menyebut koneksinya di kerajaan.

Hukum penghinaan terhadap kerajaan di Thailand merupakan salah satu yang terberat di dunia. Kejahatan seperti memfitnah, menghina atau mengancam raja, ratu, pewaris tahta, akan dikenakan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Pemerintah junta militer yang berkuasa sejak tahun lalu dibawah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memberikan perhatian khusus terhadap kasus penghinaan kerajaan. Ia pernah memproklamirkan bersumpah untuk membasmi kritik terhadap monarki.
Berdasarkan surat perintah penangkapan, Montree dan tiga orang lainnya yang dituduh mencemarkan nama baik keluarga kerajaan dan menyalahgunakan koneksi kerajaan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Montree dibawa ke markas polisi di Bangkok dengan diborgol dan mengenakan pakaian sipil setelah diserahkan ke polisi oleh para pejabat istana.

"Kami menangkap kelompok Montree ini sesuai dengan surat perintah penangkapan dan mengirim mereka ke tim investigasi," kata Somyot Pumpanmuang, kepala Kepolisian Nasional.

Srirasmi Suwadee yang dikenal sebagai Putri Srirasmi sudah bercerai dengan Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn. Tahun lalu beberapa kerabatnya ditangkap karena diduga terlibat kasus korupsi.

Penangkapan Montree terjadi di waktu yang sensitif di Thailand, di tengah kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan Raja Bhumibol Adulyadej, 87, dan kegelisahan mengenai pewaris takhtanya.

Menurut Biro Rumah Tangga Kerajan, Bhumibol dirawat di rumah sakit Bangkok sekitar akhir bulan lalu. Sejak itu, tidak ada laporan resmi tentang kesehatannya.  cnn