Gbr: Cuaca Penerbangan
Cuaca Penerbangan adalah cuaca yang diperuntukan khusus unutk dunia
penerbangan, baik untuk saat lepas landas, mendarat maupun selama
penerbangan. Informasi cuaca ini diberikan setiap waktu pada saat
pesawat akan merencanakan penerbangan yang disesuaikan dengan jadwal
penerbangan.
Informasi Cuaca Untuk Penerbangan
Informasi cuaca pada saat lepas landas, selama perjalanan dan mendarat
meliputi beberapa unsur cuaca, yaitu angin, jarak pandang. tekanan,
jenis awan, dan suhu
1. Angin
Unsur arah angin ini diperlukan untuk menentukan dari mana dan kemana
pesawat tersebut lepas landas maupun mendarat dengan memperhitungkan
kecepatan angin yang sedang terjadi, sedangkan selama perjalanan
dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi pesawat saat di udara.
Prubahan arah dan kecepatan angin permukaan yang signifikan dilaporkan
seketika itu juga untuk keselamatan penerbangan saat lepas landas
maupun mendarat. Pesawat terbang akan melakukan pendaratan dan lepas
landas menuju arah datangnya angin, namun juga memperhatikan landasan
contoh:
Pada landasan yang memenjang dari barat hingga timur
- Jika angin berasal dari barat maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju barat
- Jika angin berasal dari timur maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju timur
Pada landasan yang memenjang dari utara hingga selatan
- Jika angin berasal dari selatan maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju selatan
- Jika angin berasal dari utara maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju utara
2. Jarak Pandang
Untuk pesawat yang tidak otomatis, informasi jarak pandang sangat
diperlukan dalam hal pendaratan, baik jarak pandang vertikal maupun
horizontal.
- | Jarak pandang vertikal : erat kaitannya dengan saat pesawat akan melakukan pendaratan saat masih di udara, hal ini pentig untuk mengetahui posisi dan sisa runway landasan agar pendaratan dapat dilakukan dengan tepat |
- | Jarak pandang horizontal : erat kaitannya dengan saat pesawat sudah mulai mendarat di dekat permukaan |
Dalam penerbangan dikenal dengan Runway Visual Range,
(RVR) merupakan alat meterologi yang memberikan informasi jarak pandang
maksimum (visibility) didaerah sekitar runway, RVR biasanya dipasang
sebagai kelengkapan fasilitas Instrumen Landing System (ILS)
Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang:
- | Hujan Deras |
| Pada dasrnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel air yang jatuh ke permukaan tanah berbentung kepingan dengan diameter 0.5 mm atau kurang, dapat dibayangkan apabila partikel-partike yang jatuh ke bumi di suatu badara jumlahnya sangat banyak, tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya jarak pandang. Pada umumnya hujan deras ini jatuh dari awan rendah antara lain awan Cumulonimbus (Cb) |
- | Udara Kabur/Haze |
| Hal ini terjadi dikarenakan polusi udara karena asap kendaraan, asap dari hasil pembuangan industri pabrik, dan pembakaran hutan. Partikel-partikel asap yang besar akan jatuh ke permukaan bumi, sedangkan partikel-partikel yang kecil yang seukuran dengan mist dan halimun akan melayang di udara. |
Gbr: Udara kabur/haze di perkotaan
- | Halimun/Mist |
| Terdiri dari tetes-tetes air mikroskopis yang melayang di udara, kejadian ini dapat mengurangi jarak pandang tidak kurang dari 1 km. tetes-tetes air mikroskopis ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil. |
- | Kabut/Fog |
| Terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan dapat mengurangi jarak pandang kurang dari 1 km. tetes-tetes air ini dapat dilihat dengan mata biasa dan pergerakannya mengikuti pergerakan udara. |
Gbr: Kabut/fog di perkotaan
- | Smog |
| Merupakan campuran asap dan kabut yang dapat mengurangi jarak pandang. |
- | Badai Pasir/Sandstorm |
| Terjadi dari pengangkatan pasir yang dapat naik ke udara dikarenakan tiuan angin, namun ketinggian naiknya pasir ini tergantung dari ukurannya namun karena ringan, partikel ini jarang mencapai ketinggian lebih dari 20-30 m. Biasanya terjadi di daera padang pasir. |
- | Badai Debu/Duststorm |
| Terjadi dari partikel-partikel debu yang sangat kecil yang melayang di atas permukaan hingga ketinggian beberapa km dari permukaan, kejadian ini dapat berlangsung lama dan meluas dan umumnya terjadi pada daerah padang pasir. |
3. Jenis Awan
Ada bermacam-macam jenis awan berdasarkan level ketinggian, yaitu awan
rendah, menengah, dan tinggi. Dalam penerbangan awan yang harus
dilaporkan adalah jenis awan rendah yaitu awan Cumulonimbus(Cb) dan
awan Towering Cumulus(Tcu), namun pada umumnya awan Cb.
Awan ini sangat ditakuti dalam penerbangan karena dapat mengakibatkan updraft (arus naik), downdraft (arus turun), dan windshear (perubahan keepatan secara tiba-tiba), yang apabila pesawat berada di dalam/bawah awan ini pada saat setelah lepas landas, sebelum mendarat, maupun pada saat terbang akan mengakibatkan ketidak stabilan posisi pesawat yang dapat berakibat fatal.
4. Suhu Udara
Suhu udara dalam penerbangan sangat erat kaitannya dengan pemuaian
udara dimana apabila suhu tinggi udara memuai, begitu pula sebaliknya:
- | apabila suhu lebih tinggi: mengakibatkan pemuaian udara yang lebih, hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya fatamorgana yang dapat mempengaruhi estimasi pilot mengenai jarak pandang yang sebenarnya. Suhu yang tinggi dapat juga memacu meningkatkan daya angkat yang harus dihasilkan pesawat yang nantinya akan mempengaruhi terhadap penggunaan bahan bakar. Dapat dibayangkan apabila udara di sekeliling pesawat yang merupakan media terbangnya pesawat menjadi renggang, yang dapat mengurangi daya angkat pesawat |
- | apabila suhu lebih rendah: dengan suhu yang lebih rendah, udara di sekeliling akan lebih rapat dari pada ketika panas, hal ini menyebabkan pesawat memiliki daya angkat yang lebih pada saat lepas landas, maupun terbang di udara, yang tentunya akan dapat mengurangi daya angkat yang harus dihasilkan pesawat sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar. |
5. Tekanan
Tekanan merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan
dalam penerbangan, tekanan tidak lepas kaitannya dengan suhu, dimana
tekanan berbanding terbalik dengan suhu. Hal ini jelas apaila suhu
tinggi maka tekanan rendah dan sebaliknya, apabila suhu rendah maka
tekanan tinggi. Tekanan permukaan laut/Mean sea level pressure (MSLP
atau QFF) adalah tekanan pada permukaan laut atau (saat pengukuran
tekanan dilakukan pada daratan yang telah ditentukan ketinggiannya).
Dalam dunia penerbangan dikenal istilah “Altimeter”, yaitu sebuah barometer aneroid yang dibuat sedemikian rupa sehingga skala-skalanya dapat menunjukkan altitude/ketinggian. Kesalahan pada saat pembacaan tekanan akan berakibat pada kesalahan dalam penyetelan altimeter, hal ini tentu saja akan mengakibatkan kesalahan penafsiran ketinggian pesawat oleh pilot, terutama pada saat mendarat.
Selain itu informasi tekanan juga berpengaruh terhadap ketinggian kerapatan udara (density height) yang kemudian mengacu pada daya angkat pesawat dan panjang landasan yang diperlukan pada saat pesawat lepas landas.
Dampak Cuaca Buruk Terhadap Penerbangan
Cuaca Buruk pada saat penerbangan dapat disebabkan karena:
1. Turbulensi
Turbulensi adalah golakan udara yang umumnya tidak dapat dilihat. Hal
ini dapat terjadi apabila langit cerah dan secara tiba-tiba tanpa
diprediksi sebelumnya .
Penyebab:
Penyebab:
- Suhu – Pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan sebaliknya masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut dengan ”turbulensi thermis”
- Jet stream – Pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level ketinggian yang tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya.
- Pegunungan – Massa udara yang melewati pegunungan dan mengakibatkan turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya pada sisi yang lain. Turbulensi jenis ini sering disebut dengan “turbulensi mekanis”
- Wake turbulence – Turbulensi yang terjadi dekat dengan permukaan yang dilewati pesawat atau helikopter
Macam Turbulesi:
1. Turbulensi akibat suhu
2. Turbulensi akibat jetstream
3. Turbulensi akibat pegunungan
4. Turbulensi akibat permukaan yang dilewati peasawat
1. Turbulensi akibat suhu
2. Turbulensi akibat jetstream
3. Turbulensi akibat pegunungan
4. Turbulensi akibat permukaan yang dilewati peasawat
2. Updraft dan Downdraft pada awan Cb
An updraft atau downdraft adalah pergerakan vertikal dari massa udara
sebagai bagian dari fenomena cuaca. Hal ini dikarenakan perbedaan massa
udara panas dengan massa udara dingin sehingga mengakibatkan massa
udara yang lebih panas dari sekitarnya naik hingga suhunya sama dengan
suhu sekitar, sedang massa udara yang suhunya lebih dingin turun.
Keadaan ini mengakibatkan pesawat yang sedang berada di dalam dan di
bawah badan awan Cb menjadi tidak stabil posisinya dan jika updrfat dan
downdraft yang terjadi sangat kuat, akan mengakibatkan pesawat
mengalami kejadian yang sering disebut dengan “turbulence”
Apabila kekuatan downdraft dari awan Cb sangat besar, maka kejadian ini disebut ”downburst”, dimana dapat menghasilkan angin vertikal turun yang sangat kencang dengan kecepatannya mencapai 240 km/jam. Dengan kecepatan vertikal yang lebih besar lagi hingga mencapai lebih dari 75 m/dtk atau 270 km/jam dan dirasakan dalam wilayah yang lebih besar dari 4 km, maka downdraft ini disebut dengan ”microbust”. Downdraft dan micobust harus dihindari oleh pilot karena dapat menyebabkan kecelakaan pesawat pada saat lepas landas maupun pendaratan.
3. Icing
Dalam penerbangan, kodisi icing merupakan kondisi dimana terbentuk es
di permukaan badan pesawat, atau ketika karburator di dalam mesin
pesawat membeku. Icing terjadi ketika uap air membeku di bawah titik
beku. Fenomena ini tidak membahayakan penerbangan dengan seketika namun
secara perlahan-lahan apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus. Hal
ini akan mengakibatkan kerusakan mesin , pengurangan daya kerja ,
penambahan berat pesawat, mengganggu arus udara, dan meningkatkan
kecepatan stall pesawat yang nantinya akan mengganggu kerja pesawat.
4. Kilat
Sambaran kilat pada pesawat terbang akan merusakkan peralatan navigasi,
juga sistem peralatan yang lainnya dalam pesawat. Selain itu sinar
yang silau yang dipancarkan oleh kilat secara terus-menerus akan
mengganggu pilot dalam menerbangkan pesawat, dalam hal ini pesawat yang
digunkan bukanlah pesawat otomatis.